abu vulkanik
Hujan abu vulkanik yang melanda kawasan lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang menyebabkan tanaman sayuran rusak dan petani terancam gagal panen. Foto: Yon

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Hujan abu  akibat guguran awan panas Gunung Merapi yang terjadi di wilayah Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang pada Rabu (9/3) hingga Kamis ( 10/3) dinihari  mengakibatkan tanaman sayuran milik para petani setempat rusak.

Akibatnya, para petani yang tinggal hanya  berjarak sekitar 4 kilometer hingga 5 kilometer dari puncak Merapi terancam gagal panen tanamannya.

Nuryami, salah satu  petani cabai merah di Dusun Babadan1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang mengaku,  hujan abu vulkanik Merapi tersebut  mengakibatkan lahan cabai keriting merahnya rusak. Padahal, tidak lama lagi tananam holtikultura tersebut segera dipanen.

“Hujan abu ini menyebabkan tanaman cabai roboh. Padahal pohon cabai tersebut sudah diikat satu dengan lainnya dengan tali.Namun, karena tertutup abu Merapi dahannya tidak kuat menahannya,” ujarnya.

baca juga:

Hujan Abu Vulkanik Melanda 12 Desa di Kabupaten Magelang

Menurutnya, untuk menghilangkan abu vulkanik yang menempel di daun dan dahan tanaman cabainya tersebut, harus menunggu  hingga abunya kering. Karena, saat terjadi hujan abu tersebut, disertai dengan hujan air yang tidak deras.

“Kalau digepyok, juga bisa mengakibatkan tanamannya rusak,” imbuhnya.

Ia juga berharap, hujan deras bisa turun mengguyur kawasan tersebut, sehingga abu vulkanik Merapi yang menempel di tanamannya bisa segera hilang.

Nuryami  menambahkan, saat ini dirinya mempunyai lahan tanaman cabai merah seluas hampir 10.000 meter. Sedangkan, harga jual cabai saat ini cukup tinggi, yakni untuk cabai rawit merah  mencapai Rp 45.000 per kilogramnya dan cabai keriting merah mencapai Rp 35.000 per kilogramnya.

Rumput Pakan Ternak

Selain menimpa aneka macam tanaman sayuran di sekitar lereng Gunung Merapi, hujan abu vulkanik tersebut juga menyebabkan  para peternak mengalami kesulitan mencari rumput.

Rumput yang biasa digunakan pakan ternak ternak tersebut tertutup abu vulkanik cukup tebal, sehingga  para peternak harus lebih dulu mencucinya sebelum memberikan bagi ternaknya.

“Biasanya ternak sapi tidak mau makan rumput yang ada abunya. Untuk itu, kami harus mencucinya terlebih dulu,’kata Suparjo, warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang

Ia  mengatakan, bila rumput pakan ternak tidak dicuci dan masih ada abu vulkanik Merapi yang menempel dikhawatirkan akan membahayakan ternak sapi miliknya.

Menurutnya, hewan ternaknya tidak mau memakan rumput yang masih ada abu vulkaniknya, karena  abu vulkanik yang menempel di rumput tersebut, menimbulkan  bau menyengat seperti belerang. Sehingga menyebabkan  ternak sapinya tidak nafsu makan.

Ia mengaku, hujan abu vulkanik yang terjadi Rabu (9/3) malam hingga Kamis ( 10/3) dini hari tersebut tidak begitu parah seperti saat erupsi Merapi pada  tahun 2010 dan akhir tahun 2020 lalu. Sehingga, dirinya bersama peternak lainnya tidak kesulitan mendapatkan rumput pakan ternak. Yon