Uang Gaib
Di antara korban itu ada yang sudah setor Rp 25.000.000 dan setelah tujuh hari “dimantrai”, saat dia datang untuk mengambil uang yang sudah berlipat, begitu datang sudah disiapkan bungkusan yang disebut berisi uang hasil menarik dari “alam gaib”.
Namun dia dipesan nanti membukanya pada hari ke-40. Sayangnya, pada hari yang dijanjikan itu, saat dibuka ternyata isinya potongan kertas seukuran uang. Dan saat kompalin, dijawab enteng,”hatimu kurang bersih, punya prasangka buruk dengan saya.”
Baca juga Berburu Harta Karun Bung Karno
Pernah ada yang ingin membuktikan dengan membuka bungkusan di depan “orang-pintar”. Karena isinya masih kertas, dia kompalin dan minta uangnya kembali. Tuan rumah tidak mau disalahkan, lalu berargumen bahwa tamunya tidak yakin dan ikhlas, hingga kertasnya tidak mau berubah.
Cara memikat calon korban dengan janji pelipatgandaan uang, dana revolusi dari Bank Swiss itu terorganisir rapi. Bahkan dikalangan mereka beredar isu timbunan harta karun Bung Karno yang diamanatkan kepada para tokoh spiritual.
Sebagian dari tujuh tokoh yang mengklaim diri sebagai pemegang amanah, itu di antaranya Eyang Lawu, Eyang Wardi, Eyang Tempel, Eyang Jenggot dan lain-lain. Eyang Lawu, nama aslinya KK.
Lelaki mungil dan ompong itu mengaku pemegang kunci gudang harta karun dana revolusi. KK alias EL dibantu para cantrik dan banyak memikat kalangan petani, aparat desa dan sebagian pejabat di atasnya.
Gelap Mata
Mereka yang sedang silau harta karun itu sudah gelap mata dan kehilangan akal sehatnya. Otak warasnya tinggal 25 persen, dan tanda yang tampak pada mereka itu ide-idenya sudah sulit dibelokkan.
Nasihat keluarga, sahabat, sulit menembus telinganya. Orang yang sudah terlilit urusan “harta karun” itu andaikan di rumah masih ada seekor sapi atau kambing, itu pun akan dijual untuk memburu angan-angannya.
Walau sudah banyak korban, tetap ada yang masih percaya hingga menjadi korban baru. Dan yang memprihatinkan itu, sebagian dari korban itu ada yang berpendidikan tinggi.
Fenomena ini masuk ranah hipnosis. Ketika seseorang pikiran kritisnya terbuka, unconscious mind-nya juga terbuka sehingga saran lebih mudah masuk tanpa analisa, dan itu tidak ada kaitan dengan kecerdasan intelektual.
Semua terjadi pada alam bawah sadar hingga kecerdasan yang bekerja dialam sadar (gelombang beta) sudah tidak aktif. Fenomena ini juga terjadi pada tren lain, misalnya batu akik, burung, lohan, gelombang cinta, dll.
Sulap
Tak jauh dari desa saya ada yang mobil dan uang Rp.300 juta amblas. Itu berawal saat mendatangi “orang pintar” yang bisa demo ayam disembelih, walau urat lehernya putus, ayam itu masih hidup dan berjalan. Permainan “Rawa Rontek” itu waktu MI/SD biasa kami mainkan. Karena kagum, mobil dan uangnya raib.
Modusnya, di rumah “orang pintar” itu ada yang mengaku asisten yang mau ke bank untuk menyimpan uang yang akan digandakan. Setelah ditunggu lama, mobilnya tidak kembali.
Tuan rumah ngotot tidak mengenali orang yang mengaku asisten. Pahami modusnya, agar selamat, dan jadilah pencerah bagi sahabat dan lingkungan Anda!
Masruri, penulis buku, praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati