MAGELANG (SUARABARU.ID) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang meluncurkan Prima-Religius (Program Pelajar Magelang-Religius) dan full day school. Terobosan ini menitikberatkan pada muatan keagamaan di satuan pendidikan.
Peluncuran yang dilaksanakan di Masjid Baitul Makmur Kantor Wali Kota Magelang, kemarin. Kegiatan itu dihadiri Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur dan para ASN serta kepala sekolah dan guru agama SD-SMP se-Kota Magelang.
Plt Kepala Disdikbud Kota Magelang Papa Riyadi menerangkan, Prima-Religius menjadi salah satu perwujudan program unggulan Pemkot Magelang, yakni Programis (Program Magelang Agamis). Ada 2 program utama, yakni reguler dan full day school.
‘’Reguler untuk semua sekolah, sedangkan full day school belum bisa semua diterapkan. Percontohan dulu, rencananya di 7 SMP dan sekitar 11 SD,’’ ujarnya.
Menurutnya, agama menjadi hal penting dalam pendidikan. Pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kompetensi inti 1 adalah sikap religiusnya, kemudian sikap sosial, pengetahuan dan terakhir keterampilan.
‘’Itu arah pendidikan kita seperti itu. Kota Magelang ingin agamanya kuat, juga pengetahuannya maju,’’ katanya.
Mantan Kepala SMP Negeri 1 Magelang itu menuturkan, program ini tidak untuk agama Islam saja tapi untuk semua agama. Dia mencontohkan, untuk Islam, siswa dibiasakan untuk sholat Duha, baca Al Qur’an sebelum belajar.
Begitu juga jika agama lain siswa dibiasakan membaca kitab suci masing-masing.
‘’Kita ingin ada pembiasaan. Ke depan masuk sekolah jam 06.30 WIB, supaya siswa biasa bangun pagi. Sholat Duha, baca Al Qur’an, doa pagi untuk agama non Islam,’’ terangnya.
Sementara masih masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 di Kota Magelang, maka program ini pun tidak serta merta dilaksanakan.
Pada PPKM level 2 PTM terbatas 50 persen, program ini tetap dapat dioptimalkan dengan prokes ketat.
‘’Tidak bisa langsung diterapkan karena masih PPKM level 2. Meskipun PTM terbatas 50 persen bisa dioptimalkan,’’ ungkap Papa.
Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur menuturkan, program ini diterapkan di sekolah masing-masing dengan tujuan meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan serta ilmu pengetahuan yang luas dan luwes.
“Jadi di sekolah ditambah kegiatan keagamaaan, seperti duha, tadarus, doa pagi dan lainnya. Kemudian karena masih pandemi maka dilaksanakan dengan prokes ketat, PTM juga masih terbatas 50 persen,’’ tuturnya.
Penulis : Prokompim/Pemkotmgl
Editor : Doddy Ardjono