blank
Dr. Lestari Moerdijat saat memberikan sambutan di acara launching pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional

JEPARA (SUARABARU.ID)– Pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Ratu Kalinyamat yang digelar di Pendapa Kartini Kabupaten Jepara, pada Sabtu, (5/2/2022) ditandai dengan launching serta penyerahan buku hasil penelitian Tim Naskah Akademik kepada Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

blank
Habib Luthfi bin Yahya menerima buku hasil penelitian dati tim penelusuran Ratu Kalinyamat

Acara yang dibuka langsung oleh Bupati Jepara Dian Kristiandi, juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional. Selain Habib Luthfi bin Yahya yang mejabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Dr. Lestari Moerdijat, SS., M.M, Ketua Yayasan Dharma Bhakti Lestari (YDBL) sekaligus Wakil Ketua MPR RI, jajaran  Forkopimda, Anggota DPRD Kabupaten Jepara, tokoh lintas agama, serta dari NU maupun Muhammadiyah. hadir juga Budayawan Sujiwo Tejo, serta pengamat militer Connie Rakahundini Bakrie

Dalam sambutannya,  Lestari Moerdijat, atau yang akrab disapa Bu Rerei ini menegaskan bahwa perjuangan untuk mengusulkan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional bukan hanya milik satu kelompok atau golongan. Apalagi hanya milik Yayasan Dharma Bhakti Lestari.

blank
Launching pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional di Pendapa Kabupaten Jepara

“Ini perjuangan kita bersama, perjuangan seluruh masyarakat Jepara untuk menembus sekat dan batas. Perjuangan yang berbalut Merah Putih. Ini kesempatan terakhir untuk mengajukan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional. Dan kita harus bisa membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat bukan hanya sekedar mitos”, terang Lestari Moerdijat.

Lestari Moerdijat mengaku prihatin, tokoh sebesar Ratu Kalinyamat sering digambarkan sebagai tokoh antagonis dalam pementasan ketoprak dan sering dinafikan di luar Jepara. Menurutnya, ini salah satu bentuk pembelokan sejarah. Padahal seperti kita ketahui, bahwa Ratu Kalinyamat adalah perempuan yang melampaui zamannya. Ratu Kalinyamat perintis kekuatan maritim.

Lebih lanjut Lestari Moerdijat mengatakan tim penelusuran sejarah Ratu Kalinyamat sebenarnya nyaris gagal melacak keberadaan catatan Dieo Couto dalam bukunya yang masyhur D’Asia. Padahal buku D’ Asia merupakan sumber primer yang akan menjadi bukti keilmuan bahwa Ratu Kalinyamat bukan sekedar mitos.

“Ini merupakan berkah dari Allah dan dari sang Ratu, karena sumber primer Ratu Kalinyamat ditemukan tersimpan di sebuah gereja tua di Portugal. Karena kebiasaan orang-orang Portugis terutama para misionaris di abad ke-15 selalu mencatat tempat-tempat yang disinggahinya. Kami berhasil menemukan delapan sumber primer tentang Ratu Kalinyamat”, lanjut Lestari Moerdijat.

Ulil Abshor