“Mahasiswa jadi tambah banyak, taat pada orang tua, bergaul dengan masyarakat internasional. Dengan kelas-kelas internasional, maka akan makin menarik mahasiswa asing untuk kuliah di sini,” katanya.
Dia menyatakan, mahasiswa Unissula sekarang sudah banyak yang mampu berbahasa Inggris dengan baik. Tetapi berbeda dengan para dosen yang masih banyak belum bisa berbahasa Inggris aktif.
Maka, untuk menjadikan Unissula sebagai perguruan tinggi dengan prestasi mendunia, yang harus disiapkan adalah para dosennya.
“Dosennya disiapkan agar berbahasa Inggris aktif dulu, sehingga mahasiswa asing masuk langsung pengantarnya Bahasa Inggris. Maka upaya yang dilakukan adalah yang pertama bagaimana melatih dosen agar bisa berbahasa Inggris aktif, kemudian budaya yang kuat untuk menggunakan bahasa Inggris,” ujarnya.
Harapan selanjutnya adalah, kelas-kelas internasional ada di semua program studi atau minimal ada di semua fakultas. “Maka akan makin banyak mahasiswa asing yang kuliah di sini. Saat ini, jumlah mahasiswa asing baru sekitar 2 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa,” ujar mantan anggota Panwas Kota Semarang ini.
Mahasiswa asing saat ini terbanyak di pascasarjana. “Bagi mahasiswa asing, studi di Indonesia lebih murah. Antara lain karena hanya dua musim, sehingga tidak membutuhkan perangkat tambahan, misalnya harus beli mantel yang biasa dipakai pada musim dingin di negeri empat musim,” tuturnya.
Akselerasi internasionalisasi di tingkat ASEAN dilakukan dengan meningkatkan kelas internasional di program studi dengan pengajaran menggunakan bahasa Inggris dan Arab bagi mahasiswa asing dari berbagai negara.
Juga dilakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri, khususnya di negara yang menjadi pusat kebangkitan Islam seperti Turki, Malaysia, Pakistan, Mesir, dan negara Arab lainnya.