JEPARA (SUARABARU.ID) – Terletak di sebelah wilayah utara kecamatan Keling ada sebuah desa, Watuaji namanya. Desa ini memiliki potensi wisata yang sangat besar. Daerah pegunungan desa ini memiliki potensi tanaman alpukat dengan berbagai jenisnya. Begitu juga dengan keramahan lingkungan yang asri dan menjadi ikon wisata Watu Gebyok serta Cafe Gebyok yang belum lama berdiri ini dikelola Bumdes Watuaji.
Untuk mendukung pengembangan desa Watuaji sebagai desa wisata, maka dikembangkan bank sampah dengan kegiatan yang kreatif. Termasuk pertemuan rutin 2 bulan sekali dengan agenda yang berbeda.
Kali ini pertemuan bank sampah diawal tahun 2022 dihadiri Ketua Bank Sampah rujukan Kecamatan Keling yang menjadi binaan dari UPTD Puskesmas Keling 1 yaitu Bank Sampah Pupurlelet Wulanaji yang diketuai oleh Kusnitah, serta Sanitarian Setiyo Wardoyo.
Dalam pertemuan rutin ini, Bides Mufarika menyampaikan beberapa program kedepan selama setahun dengan 6 kali pertemuan, diantaranya pengumpulan sampah, penimbangan, pelatihan, praktek daur ulang, praktek pemilahan sampah sesuai jenisnya dan penanaman bibit dan pohon.
Sementara, Kusnitah dalam sambuatanya memberikan apresiasi kepada bides dan semua anggota yang hadiri pertemuan dan khusunya desa Watuaji yang sudah semangat dan gigih dalam pendampingan bahkan modal untuk bergerak menuju desa STBM dan Desa Binaan.
“Dengan tidak membakar sampah, bank sampah Pupurlelet Wulanaji siap membantu menangani sampah plastik yang selama ini belum tersentuh. Oleh karena itu semua jenis plastik bisa dikumpulkan dan distor ke BSU untuk di sedekahkan ke Pupurlelet Wulanaji dan akan dijadikan produk untuk di daur ulang menjadi paving blok,” tegas bu Nita, panggilan akrab Kusnitah .
Sementara Setiyo Wardoyo memberikan motivasi peserta agar supaya tetap semangat dalam mengolah sampah dan giat dalam pengelolaannya. “Sehingga desa Watuaji bisa mencapai desa berbasis STBM dengan 5 pilar. Kini tinggal 1 pilar saja yaitu penanganan akhir sampah yang pas dan tidak membakar sampah lagi,” ujar Setiyo
Alvaros – NT