Ganjar mencoba ruang Command Center yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Jumat (31/12/2021). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Upaya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menurunkan angka stunting di wilayah kerjanya melalui program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), terus menunjukkan hasil positif. Setiap tahun, angka stunting di provinsi itu terus menurun.

Data dari Studi Status Gizi Indonesia mencatat, angka stunting di Jateng pada 2021 tercatat sebesar 20 persen. Jumlah itu turun dari tahun sebelumnya, yang mencapai 27 persen.

”Itu data SSGI yang sumbernya dari program. Sedangkan kami punya data sendiri berupa laporan riset, yang jumlahnya lebih kecil dari itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, Jumat (31/12/2021).

BACA JUGA: Nilai Ekspor Pertanian di Jateng Tahun 2021 Sebesar Rp 11,10 Triliun

Data riset soal stunting di Jateng itu, lanjut Yulianto mencatat, pada 2013 atau di masa awal Ganjar menjadi gubernur, stunting di Jateng mencapai 37 persen. Jumlah itu turun di tahun 2018 menjadi 31 persen.

”Sementara di tahun 2021 ini, menurut data riset itu, stunting di Jateng turun menjadi 19,9 persen. Jadi penurunannya cukup bagus,” jelasnya.

Ditambahkannya, capaian itu telah berhasil melampaui target Suistainable Development Goals (SDGs). Dimana dalam SDGs ditargetkan, angka stunting harus di bawah 20 persen pada 2030 mendatang.

BACA JUGA: Dua Oknum Polisi Pengeroyok Remaja di Jatinegara Dijadikan Tersangka

”Kalau dari SDGs kita sudah melampauai target. Tapi Presiden memiliki target lain yang lebih menantang, yakni harus di bawah 14 persen. Jadi kita masih akan mengejar itu,” ucapnya.

Ganjar sendiri mengapresiasi semua pihak, yang berperan dalam penurunan angka stunting di Jateng. Meski begitu, dia meminta semuanya untuk tidak berpuas diri.

”Kalau dari data itu kita berhasil menurunkan angka stunting. Tapi tentu kita tidak boleh berpuas diri. Kita harus genjot terus program-program dalam rangka menurunkan angka stunting ini,” pinta Ganjar.

BACA JUGA: Kakanwil Kumham Jateng Serahkan Catatan Hak Cipta Lagu “Kudangan” Karya Ki Nartosabdho ke Ahli Waris

Dia menyebutkan, pihaknya telah bekerja sama dengan BKKBN, terkait penurunan angka stunting ini. Selain itu, Jateng juga sudah punya program andalan, yakni 5Ng, yang sudah berjalan cukup baik.

”Dengan sistem itu, kita bisa mengetahui yang hamil ada berapa. Saat ini tercatat setahun ada 500 ribuan ibu hamil di Jateng. Kemudian dikerucutkan lagi, yang bermasalah berapa, kalau hanya 20 persen misalnya, ya itu yang jadi interest kita,” jelasnya.

Tidak hanya soal stunting, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng juga untuk menekan angka kematian ibu dan anak, serta memastikan kebutuhan gizi mereka. Dengan menggandeng BKKBN, maka program-program itu diharapkan Ganjar akan semakin optimal.

BACA JUGA: Hendi Apresiasi FKSB yang Mampu Satukan Ormas dan LSM di Kota Semarang

”Kalau roadmap-nya sudah bagus, maka kita berani mengatakan akan berhasil berapa persen. Sehingga secara sistematis, kita bisa melaksanakan program dengan baik,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga meresmikan Command Center, yang dibuat Dinkes Jateng. Di tempat untuk melihat informasi kesehatan itu, diharapkan Ganjar, mampu memberikan pelayanan pada masyarakat, terkait berbagai hal mengenai kesehatan.

”Selain itu, saya juga berharap tempat ini menjadi pusat data terkait kesehatan di Jateng. Kalau data bisa dikumpulkan, diperbaiki dan valid, maka bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan,” imbuhnya.

BACA JUGA: Moderasi Beragama Perlu Dibudayakan di Sekolah Agar Siswa Terhindar Fanatisme Buta

Banyak hal positif yang bisa diberikan dari Command Center Dinkes Jateng ini. Data-data yang dikumpulkan bisa dianalisis, sehingga program yang ditetapkan menjadi tepat sasaran.

”Umpama program stunting tadi, kalau datanya presisi ada berapa, siapa mereka, ada di mana, kan bisa langsung diintervensi dengan bagus. Termasuk soal lain, misal penanganan pandemi covid-19, vaksinasi dan lainnya,” pungkasnya.

Riyan