blank
Taufik Ramsyah mencoba menangkap bola yang mengarah ke arah gawangnya. Namun kaki salah satu penyerang lawan mengenai kepalanya. Foto: tangkapan layar youtube

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Meninggalnya salah seorang kiper Tornado FC atas nama Taufik Ramsyah, Selasa (21/12/2021), mengejutkan banyak pihak. Salah satunya anggota Komisi X DPR RI, Yoyok Sukawi.

Dikabarkan sebelumnya, Taufik Ramsyah mengalami insiden berupa benturan dengan pemain Wahana FC, di Liga 3 2021 Zona Riau, yang berlangsung di Stadion Universitas Riau, pada Sabtu (18/12/2021) silam.

Insiden bermula di menit 40, saat Taufik Ramsyah mencoba mengamankan bola dari serangan tim lawan. Namun diduga kaki atau lutut pemain lawan mengenai bagian kepala Taufik Ramsyah. Hal itu seperti terlihat di beberapa tayangan video yang beredar.

BACA JUGA: Binda Jateng Kembali Gelar Vaksinasi Door To Door di Banjarnegara

Atas kejadian itu, Taufik Ramsyah langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans. Usai mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Pekanbaru, nyawa Taufik tak tertolong.

Menurut Yoyok Sukawi, selaku legislator di Komisi X, kejadian itu sudah seharusnya tidak terjadi di sepak bola Indonesia.

Dari pandangannya, nilai-nilai soal respek dan kemanusiaan harus ditekankan kepada setiap insan pesepakbola di Tanah Air, walaupun sama-sama ingin menang.

BACA JUGA: Penyambutan Nataru di Wonogiri Jangan Picu Kemunculan Klaster Baru

”Pertama, tentu kami sangat menyayangkan dan mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga, rekan setim almarhum Taufik Ramsyah. Di sepak bola sudah seharusnya ada respek, nilai-nilai kemanusiaan antarinsan pesepakbola dijunjung lebih tinggi, dengan mengedepankan sportivitas. Jangan sampai ada sebuah tim yang ingin menang sampai ngotot untuk melakukan tindakan yang bisa membahayakan rekan seprofesi,” ujar Yoyok dalam sela-sela kegiatannya di Semarang, Rabu (22/12/2021).

Tak hanya menyoroti soal nilai-nilai kemanusiaan, Yoyok Sukawi juga meminta kepada setiap operator kompetisi, baik di tingkat pusat mau pun daerah, untuk memiliki standar penanganan cedera atau kejadian-kejadian membahayakan dengan lebih baik lagi.

”Untuk operator kompetisi, baik di pusat maupun daerah harus benar-benar siap, ketika ada kejadian yang membahayakan pemain atau komponen tim lainnya. Contohnya, setiap tim harus memiliki dokter tim, yang paham akan pertolongan pertama bila ada kejadian seperti di Riau, ataupun kejadian membahayakan lainnya. Operator harus tegas juga kepada klub yang memang tidak memiliki dokter tim,” tegasnya lagi.

BACA JUGA: Bupati Jepara Pastikan Pelaksanaan Natal Terapkan Prokes

Legislator dari Partai Demokrat ini juga berharap, kejadian di Liga 3 Zona Riau tak kembali terulang di kompetisi sepak bola Indonesia.

”Semoga kejadian di Riau tidak terulang lagi. Perlu diingat, sebagian besar pesepakbola merupakan tulang punggung keluarga, yang kehadirannya atau perannya sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tukas Yoyok.

Riyan