blank
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meninjau kawasan Kampung Melayu Semarang belum lama ini. Foto: ISt

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi berupaya terus mendorong peningkatan wilayah Dadapsari di Semarang Utara, yang saat ini menjadi bagian dari kawasan revitalisasi Kampung Melayu di ibu kota Jawa Tengah.

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu pun menekankan salah satu hal yang terus diupayakan adalah pengurangan wilayah banjir di Kelurahan Dadapsari.

Dalam kunjungan ke kelurahan tersebut sendiri, Hendi mengungkapkan bahwa penanggulangan wilayah banjir di Dadapsari hanya tersisa beberapa titik untuk dituntaskan. Hal itu diungkapkannya saat mengikuti kegiatan jalan sehat di Kelurahan Dadapsari beberapa waktu lalu.

“Saya dari tahun 2012, setiap hujan saya pasti ke Kuningan dan Dadapsari, pokoknya daerah Semarang Utara. Saya bersama Bu Wakil mengecek dapur umum warga untuk membuat nasi bungkus. Karena wilayahnya banyak yang banjir,” tutur Hendi.

Namun dalam periode kedua kepemimpinannya, wilayah banjir di Dadapsari dan Semarang Utara semakin menyusut karena sejumlah proyek perbaikan infrastruktur yang dilakukan oleh Pemerintah kota Semarang seperti drainase serta rumah pompa.

“Alhamdulillah hari ini kalau kita lihat tinggal sedikit,  masih ada satu dua yang banjir tapi tidak seperti dulu,” imbuh Hendi.

Bahkan Wali Kota Semarang tersebut juga mengungkapkan bahwa Dadapsari memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kampungnya sebagai kawasan ekonomi budaya oleh pemerintah pusat.

“Wilayah Dadapsari mendapatkan rejeki dari Kementerian PUPR dengan pembuatan Kampung Melayu,” ungkap Hendi.

Melalui program revitalisasi Kampung Melayu tersebut, Hendi menjelaskan tidak hanya estetika kota saja yang menjadi fokus, melainkan juga drainase yang berada di sekitar Dadapsari.

Dirinya juga berpesan kepada warga Dadapsari agar tetap merawat lingkungan sekitarnya meskipun kondisi lingkungan belum memadai.

“Saya titip pesan kepada warga, ibarat barang bagus kalau tidak dirawat jadi tidak bagus. Tapi barang biasa, bahkan barang jelek kalau bersih Bismillah lebih menarik,” ujar Hendi.

Sehingga perlunya warga Dadapsari untuk menjaga kebersihan mulai dari saluran air, sampah-sampah juga dikelola, akan memberi kesan positif bagi wilayah tersebut.

Seperti diketahui, pengembangan kawasan wisata heritage Semarang Lama dilanjutkan ke Kelurahan Dadapsari, menjadi kawasan Kampung Melayu.

Dadapsari sendiri memiliki potensi wisata kebudayaan dengan adanya dua masjid bersejarah yakni Masjid Layur yang dibangun tahun 1802, serta Masjid Sholeh Darat.

Melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), seluas 39,42 Ha Dadapsari akan dipercantik baik dari segi infrastruktur jalan, drainase, sarana prasarana jalan, ruang publik hingga keberadaan ruang terbuka hijau.

Hery Priyono