TEGAL (SUARABARU.ID) – Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal pada November 2021 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat sejalan dengan mobilitas masyarakat yang semakin membaik.
“Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kota Tegal bulan November 2021 sebesar 129,2, lebih tinggi dibandingkan 113,3 pada Oktober 2021. Peningkatan IKK terpantau pada hampir seluruh kategori pengeluaran, tingkat pendidikan dan kelompok usia responden,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Muhammad Taufik Amrozi Rabu (1/12/2021).
Peningkatan IKK kata Taufik terutama didorong oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik terutama persepsi terhadap lapangan kerja dan penghasilan saat ini.
“Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin membaik,” ujarnya.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang juga terpantau menguat dan terus pada area optimis. Penguatan ekspektasi konsumen didukung oleh peningkatan pada seluruh aspek pembentuknya, yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi kegiatan usaha.
Dikatakan, proporsi penggunaan penghasilan masyarakat Kota Tegal pada bulan November 2021 didominasi untuk keperluan konsumsi yaitu sebesar 65,60 persen sedangkan 18,05 persen untuk pembayaran cicilan dan tabungan sebesar 16,35 persen.
Selaras hal tersebut di atas, berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang ditunjukkan oleh Indeks Penjualan Riil pada bulan November 2021 diprakirakan mengalami kenaikan sebesar 103,30 atau mengalami pertumbuhan bulanan (m-t-m) sebesar 0,73.persen.
“Kenaikan kinerja penjualan eceran bulan November 2021 diprakirakan terjadi karena kenaikan penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor,” ungkap Taufik.
Hal tersebut sejalan dengan mobilitas masyarakat yang semakin membaik. Ekspektasi responden terhadap penjualan pada 3 bulan mendatang diprakirakan mengalami peningkatan sedangkan pada 6 bulan mendatang diprakiran mengalami penurunan.
Di sisi lain, diprakirakan terjadi penurunan harga pada 3 dan 6 bulan ke depan hal ini disebabkan oleh ekspektasi masyarakat terhadap optimisme kelancaran pasokan dan distribusi bahan pangan strategis.
“Menindaklanjuti rencana Pemerintah untuk menerapkan PPKM level 3 pada seluruh wilayah Indonesia, Bank Indonesia akan terus mencermati kemungkinan yang berdampak pada kinerja penjualan eceran maupun keyakinan konsumen pada Desember 2021-Januari 2022,” pungkas Taufik.
Nino Moebi