blank
Nur Azis, Ketua Askab PSSI Kab Jepara

JEPARA (SUARABARU.ID) – Persijap Yunior akhirnya memutuskan tidak ikut dalam perhelatan Piala Suratin tahun 2021. Karena Asprov PSSI Jateng  memberikan informasi yang   sangat mepet.  Pendaftaran hanya sekitar lima hari dari tanggal  pengumuman dan  tanggal 24 November 2021 sudah penutupan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Askab PSSI Jepara, Nur Azis Jumat 26 November saat dikonfirmasi SUARABARU.ID terkait dengan absennya Persijap Yunior dalam kompetisi  Suratin Cup tahun 2021.

Disamping itu  menurut Nur Aziz, pelaksanaan kompetisi  dilaksanakan secara home turnamen. Tiga club menjadi satu grup. “Kami   sudah diskusikan di Asprov PSSI bahwa kegiatan ini kalau maksimal 24 club se-Jawa Tengah pembiayaan dan pendaftaran sekitar Rp 14.500.000,” ujarnya.

Jadi kalau dihitung – hitung dalam sekali main club membayar Rp 7.500.000 karena dalam satu grup tiga club dan hanya dua kali pertandingan.  “Kalau dihitung dan tidak lolos kita bayar Rp 7.500.000.  Menurut kami selama ini kita tidak pernah ada membayar pendaftaran sampai Rp 14.500.000,-. Namun karena memang Asprov sendiri hari ini keuangan nol, tidak ada keuangan sama sekali untuk kegiatan Suratin,” ungkapnya. Sampai kemarin ternyata memang dari Asprov belum melaksanakan TM.

Askab PSSI Jepara  juga  sudah berusaha untuk bisa berkomunikasi dengan Ketua Umum KONI. “Namun   anggaran KONI  memang tidak dianggarkan. Karena memang penganggaran kita hanya untuk kompetisi pra musim, kompetisi festival anak dan untuk bantuan wasit yang bersertifikat untuk  bisa berangkat lisensi, bantuan untuk pengawas pertandingan dan penguatan SDM di club – club,” ujar Nur Aziz

“Jadi untuk Suratin tahun ini, kita sepakati tidak ikut dan kita sudah persiapkan untuk tahun depan. Kita sudah ada puslat. Dan puslat tersebut kita dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember, disitu ada U – 15, U – 17, dan U – 21, persiapan kita untuk Porprov tahun 2023.”

Secara kelembagaan,  sebenarnya Askab atau KONI  memang tidak bisa membiayai Piala Suratin dari sisi pertanggungjawaban keuangan atau SPJ. Karena undangan yang diberikan kepada kami sebenarnya adalah untuk Persijap yang merupakan  club profesional yang memang tidak boleh dibantu, terang Nur Azis

Ia juga mengungkapkan, untuk tahun ini sebenarnya kami sudah bicara dengan pihak Persijap tapi mereka kelihatannya tidak begitu respon terhadap kami sebagai Askab PSSI. Padahal selama ini  kami yang membina   anak – anak, mulai dari U – 10 sampai U – 21,  termasuk juga Suratin

Jadi bibit – bibit Jepara itu semua ada di kami. “Kalau memang Persijap tidak bisa menerima sebagai pemain, terpaksa  anak – anak kami titipkan ke club – club Liga 3 yang ada di Jawa Tengah. Kecuali kalau Jepara mendaftarkan sendiri Liga 3 dengan nama baru untuk  mewakili Jepara. Anak – anak itu bisa nanti kita pakai untuk Liga 3 sendiri.  Karena memang secara kelembagaan Persijap itu adalah club profesional yang tidak bisa dibiayai oleh negara.” Ujar Nur Aziz.

Nur Azis juga menjelaskan, disamping Persijap juga terdapat sekitar 90 club yang ada di Jepara. “Club ini adalah tempat bibit – bibit muda dibina dan jumahnya sangat banyak. Harapan kami,  Jepara memiliki tim untuk  Liga 3, yang  bisa menampung anak – anak yang berada di club. Hingga Jepara bisa mengikuti roda  kompetisi di tingkat Jawa Tengah dan tingkat nasional.”

Hadepe