blank
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen Tri Haryono (tengah) bersama Ketua PCNU Kebumen Moh Dawamudin, Ketua LPPNU Jateng Suroso AR dan Ketua LPPNU Kebumen Imam Satii naik sapi peranakan ongole atau sapi PO.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN(SUARBARU.ID) –  Sebanyak 105 kader petani NU Kebumen baru-baru ini telah mengikuti pendidikan kader penggerak pertanian NU (PKPPNU) Angkatan Pertama, bertempat di Desa Maduretno, Kecamatan Buluspesantren.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen Tri Haryono mewakili Bupati Arif Sugiyanto. Uniknya sebelum pembukaan, dimeriahkan pawai iring-iringan sapi tunggang peranakan ongole (PO) menghampiri lokasi acara di MI Maarif Maduretno.

Empat sapi unggul Kebumen itu pun masing-masing dinaiki Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Tri Haryono, Ketua LPP NU Jateng KH Suroso AR, Ketua PCNU Kebumen KH Moh Dawamudin Masdar dan Ketua LPP NU Kebumen Dr H Imam Satibi.

Acara pembukaan dihadidiri Camat Buluspesantren Sugito EP dan Forkompimcam lengkap serta  Kepala KUA Buluspesantren.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kebumen Moh Dawamudin mengapresiasi LPPNU Kebumen yang berhasil menggelar kegiatan PKPPNU dengan diikuti pengurus LPP MWC NU se Kab Kebumen.“Kita semua prihatin dengan nasib petani yang sering diombangambingkan kebijakan pupuk, anjloknya gabah, irigasi dan lainnya,”ujar Dawamudin.

Pihaknya berharap dengan diwadahinya petani NU dalam Kelompok  Kadang Tani Sarwo Tulus, nasib para petani NU akan berubah.

Imam Satibi dalam laporannya menyampaikan bahwa LPPNU Kebumen harus bisa menjadi percontohan dalam barisan Lembaga NU. LPPNU akan aktif melakukan konsolidasi hingga terbentuk kelompok tani di desa-desa atau ranting.

Menurut Imam Satibi, banyak hal yang harus diedukasi baik melalui transfer pengetahuan maupun transfer kapital sehingga petani NU berdaya dan mandiri. Solusi yang harus dilakukan adalah mendorong petani NU untuk cerdas menghadapi berbagai tantangan yang muncul.

“Masalah stunting atau tumbuh tidak normal yang disebabkan kurangya nutrisi kandungan makanan akan disikapi NU secara langsung melalui teknologi agrikultural,”tandas Rektor UMNU Kebumen itu.

Bupati Kebumen melalui Kepala Dinas Pertanian dan Pangan mendorongan kepada petani NU untuk berani melakukan marketing sendiri melalui sosmed sehingga tidak dimanfaatkan tengkulak atau makelar. “Dengan cara seperti itu saya yakin petani NU akan memiliki daya tawar,”ujar Bupati dalam sambutan tertulis.

Sedangkan Ketua LPP PW Jateng Suroso menegaskan bahwa kelompok kadang tani Sarwo Tulus adalah wadah yang legal dan bertaraf internasional. Petani perlu bergabung dalam kelompok tani agar lebih terjamin dalam mencukupi kebutuhan pupuk maupun meningkatkan pengetahuan.

Komper Wardopo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini