SEMARANG– Di era teknologi informasi ini semua informasi sangat terbuka dan bisa diakses secara bebas namun budaya literasi generasi muda saat sangat lemah dalam hal literasi, untuk itu sebagai geneersi muda yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (Fokmi) Universitas Semarang (USM) harus senantiasa meningkatkan dan mensosialisasikan pentingnya budaya literasi kepada masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr KH In’amuzzahidin MAg saat memberikan materi pada kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) di pondok pesantren Kampoeng Adat Kalidjagan Bangetayu Wetan Semarang pada 22-24 Oktober lalu.
Ketua Pnitia Hanif Burhan mengatakan bahwa di era milenial ini banyak ditemukan teknologi yang memungkinkan untuk kita agar bisa berkomunikasi tanpa harus bertatapan langsung. Tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan pandemi ini juga merupakan salah satu penyebab perubahan yang ada sehingga semakin banyak pemuda terutama mahasiswa yang malas untuk mengikuti kegiatan keagamaan seperti wirid, maulidan, dll.
Mabit merupakan singkatan dari Malam Bina Iman dan Taqwa. Acara ini adalah sebuah rangkaian kegiatan dimana kita akan di didik untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Para peserta diwajibkan sholat berjama’ah, tahajud, tadarus bersama, dan khotmil qur’an.
Sementara Gus in’am menyebut bahwa ulama terdahulu seperti Imam Syafii, Imam Bukhari, Imam Muslim dan lainnya sangat menjunjung tinggi budaya literasi sehingga ilmu pengetahuan sangat penting bagi mereka.
“Pada jaman nabi ketika ayat turun dituls oleh Zaid bin Tsabit, sahabat lain juga menulis di pelepah kurma dan lain-lain,ini menandakan bahwa budaya literasi ulama terdahulu sangat tiggi” ungkap Gus In’am.
Kegiatan Mabit ini diikuti 30 peserta dan menghadirkan narasumber Dr KH In’amuzzahidin, Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT, Dr Zawawi Abdul Wahid, KH Sholeh Isryad, Gunawan W MAg, Saiful Hadi MKom, Bandi SH, Ustadz Ahmadi, dan Ustadz Zainul.
Menurut Pembina Fokmi USM bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ilmu dan menjalin silaturahim diantara para peserta dan narasumber.
Para peserta Mabit mendapatkan materi tentang Fiqih, literasi, soft skill, tarikhul anbiya’, pengenalan kitab ta’lim al mutaa’llim, khataman Al Qur’an dan lain-lain.
Salah satu peserta dari Bukit Tinggi Sumatera Barat mengaku senang mengikuti kegitan Mabit ini karena banyak manfaat antara lain menambah ilmu, mempererat tali silaturahim dan lain-lain.
“Dengan diberikannya materi kepada mahasiswa, diharapkan mahasiswa dapat mengubah pola pikirnya sehingga menjadi orang yang lebih baik lagi kedepannya. Tidak hanya itu, acara Mabit ini juga mempererat silaturahmi antar anggota, mulai dari yang tidak kenal menjadi kenal, yang tidak akrab menjadi akrab, banyak sekali manfaat Mabit yang dapat diperoleh oleh mahasiswa” ungkap Sarah
Saiful Hadi – USM