BLORA (SUARABARU.ID) – Launching penerbangan perdana di Bandara Ngloram Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, pada 29 Oktober mendatang dipastikan batal. Hal ini seiring dengan belum siapnya maskapai Citilink untuk melakukan penerbangan ke Bandara Ngloram.
“Tanggal 29 Oktober ditunda dulu karena memang belum siap dari mereka (Citilink),” kata Bupati Blora H. Arief Rohman saat ditemui di rumah dinasnya, Rabu (27/10/2021).
Arief mengungkapkan alasan penundaan karena ada beberapa faktor dan persoalan dari maskapai Citilink. Salah satunya aturan tes PCR bagi penumpang pesawat pada masa pandemi ini.
“Memang alasannya logis karena persoalan PCR. Citilink masih berhitung, kalau dilaunching sekarang nanti justru seperti Bandara Jenderal Besar Sudirman,” ungkap Gus Arief, panggilan akrab Bupati.
Tidak Ingin Mangkrak
Bupati Blora Arief, kepada awak media mengatakan, tidak ingin keberadaan Bandara Ngloram justru mangkrak, setelah diluncurkan adanya penerbangan perdana.
“Kita belajar dari Kertajati dan Jendral Besar Sudirman. Ini saya harap jadi succes story tidak malah mangkrak,” ucap Bupati.
Lebih lanjut, Bupati Blora mengatakan penundaan launching penerbangan perdana, lebih disebabkan belum siapnya dari maskapai Citilink.
“Kalau Bandara sudah siap. Kita sudah nagih terus. Karena memang harapan masyarakat untuk ini cukup besar. Kita sudah programkan isi penumpangnya nanti kayak apa,” pungkas H. Arief Rohman.
Akibat Aturan PCR
Sementara itu, Kepala Bandara Dewandaru Karimunjawa, Ariadi Widiawan, yang membawahi Bandara Ngloram membenarkan penundaan penerbangan oleh Maskapai Citilink.
“Iya benar, ini tadi saya ke kantor pusat Citilink langsung. Memang ditunda sampai nanti kembali Antigen. Jadi memang tadi disampaikan, jika justru hanya ceremonial saja, tapi kedepan tidak ada penerbangan, mangkrak kan malah jadi berita negatif. Ya sudah akhirnya ditunda dulu saja,” kata Ariadi melalui sambungan selularnya.
Ariadi mengungkapkan, jika sejak awal Citilink sudah berkomitmen, dan siap untuk membuka penerbangan di bulan Oktober ini. Namun karena ada kebijakan PCR rencana itu ditunda.
“Karena memang sudah 99 persen siap secara komersil. Namun karena PCR ini isu nasional tidak hanya lokal, jadi memang nunggu aturan lagi sampai hanya antigen saja,” jelas Ariadi.
Kudnadi