SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis biosolar yang akhir-akhir ini disuarakan para pengemudi truk masih terus berlanjut, terutama di seluruh Pulau Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hal itu menyebabkan antrian panjang kendaraan pengguna biosolar di beberapa SPBU, seperti yang semakin hari semakin ramai bertebaran dalam bentuk video dan tiktok yang berasal dari para pengemudi truk di berbagai media sosial.
Wakil Ketua Bidang Angkutan Distribusi & Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng & DIY, Agus Pratiknyo berpendapat, kelangkaan BBM bersubsidi seperti sekarang ini sudah sering terjadi pada setiap triwulan terakhir tahun-tahun sebelumnya.
“Dari dulu sebenarnya ya sudah sering terjadi kelangkaan BBM bersubsidi pada triwulan terakhir tiap tahun. Bedanya dulu kan belum ada smartphone, internet dan media sosial. Jadi yang dulu-dulu itu ya otomatis tidak terekspose seheboh sekarang ini, hanya sebatas orang-orang yang berkecimpung di dunia angkutan umum saja yang tahu,” ungkap Agus, Kamis (21/10/2021).
Agus mengaku heran, apakah setiap menjelang akhir tahun pemerintah selalu mengalami kehabisan dana subsidi bahan bakar, sehingga terpaksa harus mengurangi kuota pasokan BBM bersubsidi kepada semua SPBU, dan SPBU diharuskan membatasi jumlah penjualannya kepada para pembeli.
“Sebenarnya kami merasa gembira jika kelangkaan BBM bersubsidi ini akibat ekonomi yang mulai bergerak setelah jumlah penularan Covid-19 menurun. Namun tidak akan ada gunanya ekonomi bergerak, jika tidak ada suplai energi yang mensuportnya. Bagi kami yang bergerak di bidang transportasi umum, yang penting BBM bisa tersedia, sehingga distribusi barang tidak terhambat,” jelas Agus.
Agus berharap pemerintah mau bersikap jujur dan terbuka soal pasokan BBM bersubsidi ini kepada masyarakat.
Tidak hanya itu, menurut Agus, pemerintah juga harus bisa segera mencarikan solusi jika kalkulasinya memang sudah tidak memungkinkan lagi memaksakan untuk memberikan subsidi terhadap BBM jenis biosolar ini.
“Juga meningkatkan pengawasan penjualan BBM bersubsidi di lapangan, agar subsidi benar-benar diterima oleh yang berhak,” tandasnya.
Ning