JAKARTA (SUARABARU.ID) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) meluncurkan Guru Belajar dan Berbagi Seri Guru Merdeka Belajar.
“Dalam pengembangan profesional, Kemendikbudristek terus mendukung guru-guru untuk meningkatkan praktik baik, mempercayai penilaian pedagogi dari guru yang terlatih dan berpengalaman, serta membekali para guru dengan keterampilan menggunakan teknologi pendidikan.
“Hal ini untuk mendukung pembelajaran dan pergeseran paradigma ke pembelajaran hibrida,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Iwan Syahril, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Selain itu juga mendorong guru mengadaptasi konten pembelajaran dan praktik pedagogi. Upaya itu diwujudkan untuk memulihkan ancaman putus sekolah, adaptasi dan kontekstualisasi pendidikan guru untuk mengajar pada level yang tepat (teaching at the right level), dan menyesuaikan kurikulum terhadap setiap perbedaan kebutuhan guru dalam pembelajaran.
Selain itu dalam hal tata kelola dan partisipasi, perlu diciptakan wadah untuk keterlibatan guru dan organisasi profesi dalam pengambilan keputusan pendidikan, serta wadah untuk berbagi pengetahuan dan praktik baik secara daring ataupun luring.
Selanjutnya, Dirjen GTK meluncurkan secara resmi program Guru Belajar dan Berbagi Seri Guru Merdeka Belajar.
“Saya berharap dengan adanya program Guru Belajar dan Berbagi Seri Guru Merdeka Belajar, para guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah dapat memperoleh pemahaman serta meningkatkan kesadaran untuk terus menjadi seorang pembelajar, untuk menjadi seorang Guru Merdeka Belajar,” kata Iwan.
Melejitkan Karier
Sebelumnya, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto mengatakan bahwa program Guru Belajar dan Berbagi Seri Guru Merdeka Belajar merupakan kerja sama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan Yayasan Guru Belajar.
Program itu bertujuan untuk mengembangkan program peningkatan kompetensi guru terutama dalam upaya mendorong guru agar menjadi guru yang merdeka dalam pembelajaran.
Kemudian, agar guru mengenali konsep pengembangan guru merdeka belajar sehingga bisa mengakselerasi, melejitkan karier dan berkontribusi terhadap pendidikan.
“Harapannya, program ini mampu menjadi sarana penguat guru dalam upaya meningkatkan kompetensi dan pengembangan dirinya,” kata Rachmadi.
Selain itu, mengacu pada model kompetensi guru, keikutsertaan guru dalam program ini diharapkan dapat meningkatkan pembiasaan mereka dalam melakukan refkeksi praktik pebelajaran dan pendidikan. Dengan begitu, mereka dapat menemukan aspek kelemahan dan kekuatan sebagai guru, menetapkan tujuan dan rencana pengembangan diri, serta menentukan cara dan beradaptasi dalam melakukan pengembangan diri.
“Dengan partisipasi aktif dalam jejaring guru maupun organisasi profesi maka guru juga dapat mengembangkan karir, melakukan eksplorasi yang beragam melalui pengalaman belajar, menghasilkan karya atau memberikan layanan yang bermakna,” terang Rachmadi.
Program bimbingan teknis ini dilaksanakan secara sinkronus dan asinkronus melalui berbagai media belajar yaitu infografik, video, asesmen, pendampingan belajar berkelanjutan bagi para guru dan kepala sekolah yang terlibat serta forum diskusi di kanal telegram.
“Seri belajar ini terdiri dari 32 jam pelajaran (JP), dan bagi yang telah menyelesaikan pembelajaran, akan menerima sertifikat. Pesertanya adalah guru dan pemimpin sekolah yang telah memiliki akun SIMPKB dan dapat mendaftar melalui Portal Guru Belajar dan Berbagi melalui laman gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id,” jelas Rachmadi.
Ant