KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Produk olahan pertanian khususnya perkebunan saat ini masih menghadapi beberapa hambatan. Seperti mutu produk belum sesuai standar, penggunaan teknologi yang masih relatif sederhana, kemasan kurang menarik, serta keamanan pangan belum terjamin.
“Sementara tingkat persaingan semakin tinggi, tidak hanya dengan produk dalam negeri namun juga dengan produk impor. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu, keamanan pangan, nilai tambah dan daya saing produk olahan perkebunan,” kata Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Ali Jamil, pada bimbingan teknik “ Peningkatan Kapasitas Petani, Teknik Budidaya dan Peluang Usaha Kopi, di Magelang, Rabu ( 15/9).
Ali Jamil mengatakan, saat ini perkebunan kopi nasional menghadapi berbagai tantangan. Diantaranya, rendahnya produktivitas tanaman kopi, yakni sekitar 0,7 ton hektare per tahun setara green bean.
Hal itu diakibatkan karena tanaman yang sudah tua, terbatasnya penggunaan benih unggul, belum mengelola tanaman sesuai good agricultural practices dan penanganan pasca panen yang masih terbatas.
Menurutnya, ke depan kelembagaan petani dalam bentuk kelompok tani harus menjadi basis yang kuat dalam mengembangkan perkopian nasional. Adapun kunci keberhasilan kelompok tani tersebut, dengan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk.
“ Untuk mendukung dan meningkatkan potensi yang ada pada kelompok tani melalui peningkatan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan, maka harus didukung dengan sarana penanganan pascapanen yang baik dan prasarana serta teknologi pengolahan yang baik dan benar , serta memadai agar menghasilkan produk olahan yang berkualitas,” katanya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI Dapil Jateng VI dari Fraksi PDIP, Vita Ervina mengatakan, Kabupaten Magelang yang secara geografis masuk di areal lereng Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Andong, dan Telomoyo memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Selain sektor pertanian, salah satu potensi yang sedang berkembang saat ini adalah sektor perkebunan.
“Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di lereng-lereng gunung tersebut, selain pertanian hortikultura adalah tanaman-tanaman perkebunan. Hal ini menandakan bahwa wilayah Kabupaten Magelang sangat berpotensi untuk mengembangkan sektor perkebunan khususnya Kopi Arabika,” katanya.
Ia menambahkan, selama dua tahun terakhir melalui aspirasi di Komisi IV DPR RI telah membagikan 180.000 bibit kopi Arabika ke 16 kelompok tani, atau setara dengan 180 hektare yang nominalnya mencapai Rp1,8M.
“Saya pribadi sangat berharap dengan bantuan yang saya berikan melalui sinergitas saya dengan Ditjen Perkebunan Kementan, mampu meningkatkan kemandirian petani dan pastinya secara ekonomi mampu meningkatkan taraf hidup yang lebih baik,” katanya. Yon