KUDUS (SUARABARU.ID) – Museum Kretek Kudus, Jawa Tengah, memiliki tambahan 15 koleksi baru terkait sejarah Nitisemito sebagai pengusaha rokok di Kudus yang dikenal sebagai raja kretek dan semua koleksi baru tersebut juga sudah dilakukan pengkajian.
“Dari ahli waris Nitisemito memang sudah menghibahkan belasan aset yang dimiliki Nitisemito semasa hidup sehingga bisa menambah koleksi Museum Kretek. Kami juga sudah melakukan pengkajian dari masing-masing koleksi bersejarah tersebut dengan menggandeng dua ahli dari Museum Jateng Ranggawarsita,” kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah, Senin (13/9).
Ia berharap nantinya benar-benar bermanfaat, terutama untuk generasi muda agar bisa meniru kesuksesannya dalam berbisnis. Selain bisa dijadikan bahan edukasi kepada generasi muda, koleksi tersebut juga untuk melestarikan kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Kudus agar bisa dipahami dan diketahui masyarakat luas.
Kasi Pelestarian Museum Jateng Laela Nurhayati salah satu tim pengkaji menyampaikan bahwa dalam melakukan kajian terhadap 15 benda miliki Nitisemito tersebut menggunakan pendekatan arkeologi industri sebagai upaya memahami aktivitas industri di masa lampau melalui tinggalan materialnya.
Belasan koleksi baru yang dikaji tersebut, antara lain ada pena, tempat rokok, cover tempat korek api kayu, gantungan kunci, logo bal tiga yang tertera dibagian depan sepeda, pin berlambang bal tiga, surat yang bertanggal 03 Oktober 1934, yang diajukan agen produk bal tiga, surat yang bertanggal 17 September 1947 yang diajukan kepada Kepala Bea Cukai Kudus, amplop, kartu pos, dan koleksi foto.
Menurut dia koleksi di setiap museum itu pesan sehingga harus ada narasinya untuk disampaikan kepada masyarakat.
Meskipun Nitisemito merintis usahanya di era penjajahan tahun 1910, tetapi pemikirannya soal strategi berdagang sudah tergolong modern dan memiliki pemikiran yang cerdar serta visioner. Hal itu, tercermin dari logo merek rokok kretek miliknya, yakni tjap bal tiga.
“Lingkaran melambangkan harmoni, ekistensi, keabadian dan harapan dengan tujuan untuk memberikan legitimasi bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan yang stabil dan abadi. Sedangkan angka tiga lingkaran memiliki arti kestabilan yang kuat,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, pemilihan warnanya juga tidak asal karena memiliki makna tertentu yang menyangkut harapan usahanya agar semakin berkembang.
Dari hasil analisis ekstrensik, kata dia, diketahui bahwa surat tidak hanya berfungsi sebagai pernyataan kepemilikan suatu perusahaan, akan tetapi juga berfungsi sebagai alat komunikasi perusahaan untuk memperkenalkan identitas, harapan, dan legitimasi perusahaan tersebut. Juga merupakan salah satu bentuk pencitraan identitas perusahaan yang digambarkan dalam bentuk elemen visual yang berbentuk logo, motif hias, dan elemen visual lain yang menjadi media komunikasi perusahaan.
“Sementara koleksi foto mengingatkan kita betapa mengesankannya masa lalu yang tak akan pernah terulang lagi. Saat ini kita lebih familiar dengan istilah ‘jejak digital’,” ujarnya.
Ant-Tm