blank
Para Dewan Juri Kompetisi Film Pendek Islami Tingkat Jateng, berbincang-bincang dengan Kakanwil Kemenag Jateng, H Musta’in Ahmad, saat penjurian di Hotel Grand Candi, Semarang. Foto: dok/ist.

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Ega Renanda Kresnabayu, tampil sebagai yang terbaik dalam Kompetisi Film Pendek Animasi Islami Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Pengumuman pemenang lomba disampaikan Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf (Bidpenaiszawa) selaku Ketua Dewan Juri, Ahyani, di Hotel Grand Candi, Jalan Sisingamangaraja, Semarang, Kamis (5/8/2021).

Untuk terbaik kedua dan ketiga menurut dewan juri yang terdiri dari Ahyani, Agus Fathuddin Yusuf, Niam Syukri, Jalal, Wahid dan Khafizh Hastuti, diraih Nurul Aini (MAN 1 Klaten) dan M Rosyid Sulaiman (MAN Purworejo). Sedangkan Fina Lutfiya (Kabupaten Sragen) sebagai juara harapan.

BACA JUGA: Kapolres Wonogiri Pimpin Vaksinasi Massal, Bupati Memberikan Fasilitas Isoter

Sebagai Juara I mendapat hadiah uang pembinaan sebesar Rp 6 juta dan piala, Juara II Rp 4,5 juta dan Juara III Rp 3 juta. Sedang uang pembinaan untuk juara harapan sebesar Rp 1 juta. Juara 1, 2 dan 3 juga akan dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi di tingkat Nasional, yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta.

Kabid Penaiszawa Ahyani, ketika menutup kompetisi menyampaikan, lomba ini diselenggarakan dalam rangka menjaring kader-kader yang mempunyai minat dan bakat untuk menyampaikan pesan dakwah melalui teknologi informasi.

”Menghadapi generasi milenial yang semua informasi diakses dari genggaman tangan melalui ponsel, maka pesan-pesan dakwah juga tidak boleh ketinggalan zaman. Pesan dakwah dikemas dalam film pendek, animasi yang bisa dengan mudah dibaca dan ditonton melalui handphone,” imbuh Ahyani.

BACA JUGA: Unimus Beri Beasiswa Rp 200 Juta pada 150 Mahasiswa

Menurut dia, Kanwil Kementerian Agama saat ini mempunyai 500 orang penyuluh agama ASN dan 4.000 orang lebih penyuluh agama Non ASN.

”Apabila mereka digerakkan untuk menyampaikan dakwah melalui media sosial, dan selalu menyampaikan nilai-nilai positif, pasti kabar hoaks atau berita bohong akan hilang dengan sendirinya,” tegas Ahyani.

Dikatakannya lagi, mengemas pesan dakwah menggunakan teknologi informasi memang dibutuhkan keahlian dan keseriusan dalam penggarapannya. Karena itu, dia mengajak generasi muda untuk meningkatkan keterampilan dalam teknologi informasi, sehingga pada saatnya pesan-pesan dakwah bisa disampaikan kepada publik dengan cepat, ramah dan murah.

Riyan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini