blank
Pelatihan pangrukti layon korban Covid-19, digelar di Balai Desa Sempukerep, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri.
WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Selama mematuhi protokol kesehatan (Prokes) pencegahan virus corona, warga masyarakat Wonogiri jangan takut terhadap jenazah korban Covid-19.

Penyampaian pengertian agar warga tidak takut pada jenazah yang meninggal karena Covid-19, berlangsung pada acara pelatihan pangrukti layon (pemulasaraan jenazah).

Pelatihan mengambil tempat di Balai Desa Sempukerep, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Sarosa bersama jajaran Forkompincam Sidoharjo.

Juga hadir Kepala Desa (Kades) setempat, Parmo, beserta para perangkat desa, termasuk para Kepala Dusun (Kadus), para kader kesehatan desa dan relawan Jogo Tonggo.

Instruktur Pelatih
Tampil sebagai instruktur pelatih, Tim Kesehatan dari Puskesmas Sidoharjo, Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri dan unsur terkait lainnya.

blank
Tim gabungan dari tenaga medis dan dari BPBD serta aparat terkait, memberikan pelatihan pemulasaraan jenazah korban Covid-19.

Anggota Babinsa Serda Sunardi dan Koptu Gatot dari Koramil 17/Sidoharjo Kodim 0728 Wonogiri, ikut hadir dalam acara pelatihan tersebut.

Teknis pelatihan tidak hanya terbatas pada materi pemulasaran jenazah, tapi juga pembimbingan prosesi pemakaman secara protokol kesehatan (Prokes) pencegahan wabah virus corona.

Pelatihan ini, sekaligus menjadi materi sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, tentang bagaimana menyikapi jenazah korban Covid-19 secara benar tanpa takut tertular.

Secara Prokes
Harapannya, warga menjadi tidak takut dan paham tentang teknis pemulasaraan dan pemakamannya secara Prokes. Sehingga bila ada jenazah korban Covid, tidak menjadi momok masyarakat.

blank
Dengan teknis safety standar Prokes, warga masyarakat diberikan pemahaman jangan takut pada jenazah korban Covid-19.

Di sisi lain, melalui pelatihan ini menjadikan relawan desa terampil memberikan pelayanan pangrukti layon, tanpa harus bergantung pada Tim Covid Kabupaten Wonogiri.

Sebab, bila tergantung pada Tim Covid Kabupaten Wonogiri, akan terkendala oleh jumlah personelnya yang terbatas. Sementara jumlah jenazah yang harus dimakamkan banyak.

Di Wonogiri, pernah dalam sehari terjadi pemakaman 32 mayat Covid-19. Pada hal, kemampuan personel Satgas Pemakaman Tim Covid Wonogiri terbatas, hanya 8 kali pemakaman per harinya.

Bambang Pur