Tahun 2019 ada kasus pencurian mobil milik warga tetangga desa yang viral di media cetak dan elektronik. Pasalnya mobil yang sudah hilang satu bulan lebih itu ditemukan kembali di kebun karet tak jauh dari lokasi rumah korban.
Kepolisian membenarkan kecocokan antara yang dilaporkan pemiliknya dengan barang bukti yang ditemukan Mei 2019 itu. Yang termasuk ajaib itu saat pengembalian mobil, disitu ditemukan surat permohonan maaf dari pelaku pencurian, tertulis sebagai berikut :
“Assalamualaikum. Dengan segala maaf sebesar-besarnya. Dengan ini saya telah tergugah hati saya untuk mengembalikan mobile panjenengan dengan keadaan yang kurang sempurna seperti sediakala. Nyuwun pangapuntene geh pak/mbak.”
“Sedangkan barang-barang lainnya, sudah saya jual buat makan dan beli bensin. Sepurane geh. Mugiya panjenengan sekeluarga diparingi selamet, waras, lan lancar rezekine. Amin… Amin… Ya Robbal Allamin.
Ttd. Hamba Tuhan yang Tak Luput dari Dosa.”
Puter Giling?
Pihak yang kehilangan itu masih ada hubungan kerabat dengan Ayah saya. Sedangkan hubungan saya dengan Pakde Syam, ayah dari korban berkaitan dengan aktivitas kami di dunia beladiri. Kami belajar silat kepada guru yang sama.
Ketika saya mengantar beberapa wartawan yang ingin menelusuri misteri dibalik kembalinya mobil, Pakde Syam, begitu saya biasa menyapa, mengatakan : “Kami berdoa bersama keluarga, dibantu para tetangga, alhamdulillah doa kami dikabulkan.”
Ketika pertanyaan mengarah seputar mistis, tentang kemungkinan pemanfaatan ajian puter giling, dsb, ekspresi Pakde Syam mulai tampak kurang nyaman lalu pilih diam. Wawancara yang berlangsung di teras rumah terhenti karena tuan rumah tiba-tiba pilih diam.
Untuk mencairkan suasana, teman-teman saya minta menjauh. Wawancara selanjutnya saya ambil alih. Para jurnalis yang mayoritas dari Surabaya itu pindah ke seberang jalan dengan dalih agar lebih bebas merokok. Kami sepakat materi pertanyaan lanjutan dikirim melalui SMS ke handphone saya, bahkan untuk memotret mobil dan adegan saat kami “jagong” dengan Pakde Syam pun dilakukan diam-diam dari kejauhan.
Bisik-Bisik Berdua
Saya dan Pakde Syam jagong sambil lesehan diteras yang posisinya di atas garasi. Ketika saya tanya ikhtiar apa yang dilakukan hingga mobil itu dikembalikan bahkan pelakuknya sampai mengirim surat permohonan maaf, Pakde Syam hanya tersenyum.
Setelah saya bujuk, Pakde Syam menjawab, “Kami berdoa bersama keluarga dan tetangga agar yang mencuri itu diberi hidayah, diluluhkan hatinya, dijauhkan dari makan barang haram. Jika doa kami dikabulkan, tanpa diminta pun, mereka akan mengembalikan barang yang bukan haknya.”
Menurut Pakde Syam, sarana yang dimanfaatkan itu bukan Puter Giling yang membuat pencurinya linglung hingga tanpa sadar lalu mengembalikan barang yang dicurinya. Ketika saya tanya dari siapa amalan doa itu didapatkan? Pakde Syam menyebut nama Kiai asal Sarang, Rembang.
Rendah Hati
Satu hal yang saya kagumi dari senior saya itu sikap rendah hatinya. Saat jagong di teras rumah dekat mobil yang sudah kembali ke garasi itu, saya mengutarakan niat suatu saat minta amalan (doa) cara “memanggil” pelaku kejahatan seperti yang dilakukan.
Pakde Syam setuju, asal barter. Caranya dia memberi satu ilmu, namun dia juga minta satu ilmu dari saya. Itu pun dengan ketentuan, saya yang harus memberi ilmu dulu. Saya menangkap apa yang dilakukan Pakde itu ada maksud tertentu.
Yaitu, dia tidak mau memosisikan diri sebagai sosok guru, sehingga para jurnalis yang ada diseberang jalan itu tahu dan melihat bahwa Pakde Syam itu masih belajar. Dan adegan saat Pakde membaca untuk menghafal catatan “amalan” itu diabadikan teman-teman dari seberang jalan. Saya tanggap apa yang dilakukan Pakde itu mencerminkan sikap rendah hati yang luar biasa. Dia tidak ingin dipandang sebagai sosok linuwih yang mumpuni.
Sabda Jadi
Ketika saya tanya dengan sikapnya yang tenang, Pakde Syam menjawab bahwa menurut keyakinannya, barang apa saja, termasuk mobil, jika diperoleh melalui pekerjaan yang halal dan bersih, jika suatu saat hilang, jika dibacakan doa-doa, insya Allah cepat ketemu. D
Dan andaikan tidak ketemu pun, Gusti Allah akan menggantinya dengan rezeki nomplok untuk membeli mobil pengganti. Karena Pakde tahu proses pembelian mobil itu hasil dari kerja yang bersih, maka dia yakin yang hilang itu akan ketemu kembali. Soal caranya bagaimana, pasrah kepada Allah saja.
Berbeda dengan Pakde Syam yang bisa menerima kenyataan, putrinya yang pemilik mobil itu sempat kesal. Dan kekesalan itu dilampiaskan dengan cara membakar sandal pencuri yang tertinggal sambil berkata, ”Saya tidak niat membakar sandal, melainkan membakar kaki yang mencuri mobil saya.”
Masruri konsultan dan praktisi metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati.