blank
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI Waryono Abdul Ghofur ketika menyampaikan paparannya. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI Waryono Abdul Ghofur mengatakan guru ngaji dan pondok pesantren punya posisi strategis dalam ikut membentuk karakter sumber daya manusia (SDM) generasi bangsa di masa mendatang.

“Karena itu, guru ngaji di lembaga diniyah dan pondok pesantren harus terus meningkatkan SDM. Yang masih berijazah SMA/MA, PDF Ulya bisa kuliah S1, yang sudah S1 dapat meneruskan S2 dan yang S2 terus melanjutkan ke jenjang S3,” ujarnya.

Waryono yang pernah jadi dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menyatakan hal itu, dalam acara “Silaturrahim dan Saresehan dalam Rangka Penguatan Peran FKPP, FKDT dan Badko LPQ” di Pendopo Bupati Wonosobo, Sabtu (5/6).

Acara tersebut dihadiri Bupati Afif Nurhidayat, Wakil Bupati M Albar, Rektor Unsiq Jateng Dr KH Muchotob Hamzah MM, anggota Komisi E DPRD Jateng Akhmad Fadlun Sy, Kepala Kemenag Wonosobo Ahmad Farid, pegasuh PP Al Asy’ariyyah Gus Atho’ dan KH Subromalisi.

Menurutnya, Kementerian Agama RI, siap memfasilitasi beasiswa bagi guru ngaji yang ingin kuliah dijenjang S1, S2 dan S3. Peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan ustadz dan ustadzah mengajar agama di madrasah diniyah maupun di pondok pesatren.

“Agar kualitas anak didik atau santri meningkat, maka ustadz dan ustadzahnya juga harus meningkatkan SDM-nya pula. Caranya bagaimana, ya harus mau meneruskan ke jenjang pendidikan formal bidang keagamaan yang lebih tinggi lagi,” tegasnya.

Pandemi Covid-19

blank
Tamu undangan foto bersama usai saresehan dan silaturrahmi di Pendopo Bupati Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Sementara itu, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyatakan dunia kini tengah menghadapi pandemi global Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir. Semua pihak diminta untuk bisa berdamai dengan penyakit Covid-19.

“Negara India yang semula dianggap terbaik dalam penanganan penularan dan penyebaran virus Corona, kini kecolongan. Karena penyakit Covid-19 dengan varian baru justru muncul di sana,” katanya.

Dalam penanganan pandemi global Covid-19 dulu, sebutnya, kebijakan locdown di India ditiru Indonesia dengan kebijakan PPKM Mikro. Tapi karena mengabaikan protokol kesehatan (prokes) pandemi Corona gelombang kedua di India justru lebih ganas lagi.

“Karena itu, saya mohon pada guru ngaji di Wonosobo untuk ikut membantu pemerintah dalam menangani pengendalian penularan dan penyebaran penyakit Covid-19 di masyarakat. Terus terapkan prokes dalam aktifitas sehari-hari. Baik di dalam rumah maupun di luar rumah,” ajaknya.

Akibat pendemi global Covid-19, kata Afif, terjadi pembatasan kegiatan di masyarakat. Tak sedikit kegiatan keagamaan dan program pemerintah tidak bisa dilaksanakan. Ekonomi masyarakat pun mengalami kelumpuhan. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan pesantren pun belum sepenuhnya berjalan normal.

“Pemerintah punya program “Wonosobo Mengaji”. Program tersebut akan segera launching dalam waktu dekat ini. Wonosobo dikenal sebagai “Kota Santri”. Maka ASN di lingkungan Pemkab harus bisa membaca Al Quran dengan baik. Sebelum mulai bekerja ASN wajib mengaji di tempat kerja masing-masing,” cetusnya.

Muharno Zarka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini