blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat ketika hadir dalam acars saresehan kebangsaan. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhifayat menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara “Sarasehan Kebangsaan dalam Rangka Peringatan Hari Lahir Pancasila” di Pendopo Bupati, Selasa (1/6).

“Saya menilai acara ini bertujuan positif, yakni untuk menanamkan nilai-nilai dan falsafah Pancasila kepada generasi penerus bangsa,” ujarnya dalam acara yang digelar DPC Gerakan Nasional Komunitas Pancasila Wonosobo itu.

Menurut Afif, pembentukan paradigma yang tepat terhadap dasar negara Pancasila penting untuk dilakukan, seiring dengan masuknya arus globalisasi serta ideologi yang tidak sesuai dari berbagai penjuru dunia kepada generasi muda.

“Hari lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang hari lahir Pancasila. Pancasila sebagai ideologi bangsa, harus dijiwai dan diterapkan dalam kehidupan berbangsa sehari-hari,” tegasnya.

Potensi perpecahan bangsa, sambung dia, selalu mengintai dan menjadi bahaya laten, sehingga harus diwaspadai dan tangkis bersama. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” tidak boleh hanya berhenti sebagai semboyan pelengkap bangsa saja.

Keutuhan Bangsa

blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat. Foto : SB/Muharno Zarka

“Lebih jauh lagi, menanamkan dalam diri untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan, harus senantiasa dilakukan guna menjaga keutuhan bangsa. Semua harus mengedepankan kebersamaan, toleransi, persatuan, dan kesatuan,” katanya.

Dikatakan Bupati, semangat persatuan yang kuat akan membentengi dari potensi perpecahan, dan menghadirkan sinergitas antara berbagai pihak, sehingga akan melancarkan pembangunan pada berbagai sektor.

“Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini diselenggarakan secara daring, dalam rangka pencegahan penularan Covid-19. Saya minta pelaksanaan sarasehan kebangsaan ini, juga harus mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan (prokes) secara ketat,” ajaknya.

Bangsa Indonesia, tambah dia, dengan berbagai latar belakang suku, agama, budaya, adat-istiadat, dan bahasa, telah hidup berdampingan secara damai selama berabad-abad. Namun potensi perpecahan bangsa selalu mengintai dan jadi bahaya laten. Itu harus diwaspadai dan ditangkis bersama.

“Dengan bersama-sama berjalan beriringan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, saya optimis kehidupan masyarakat yang penuh kedamaian, seimbang, dan serasi, akan dapat terwujud di Indonesia, khususnya di Wonosobo,” tandasnya.

Muharno Zarka