blank
Salah satu gang di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati yang ditutup warga. Foto : Ist/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Tingginya jumlah warga positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri ternyata menimbulkan persoalan tersendiri. Banyak warga tak mampu yang terpapar Covid-19 kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena harus menjalani isolasi mandiri di rumah.

Ironisnya, Satgas Jogo Tonggo yang ada di masing-masing desa kurang tanggap melaksanakan tugasnya. Sehingga keluarga yang terpapar masih pergi keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Salah satunya seperti dialami Lia (35), warga Wergu Wetan RT 5/RW 4, Kecamatan Kota, yang suaminya dinyatakan positif Covid-19. Menurutnya, dia belum pernah mendapatkan bantuan sama sekali baik dari pemerintah desa maupun kabupaten.

“Suami saya hanya pekerja bengkel dan positif sehingga harus isolasi mandiri di rumah. Sementara ini tidak bisa keluar rumah,”katanya.

Padahal, nafkah dari suaminya selama ini menjadi penopang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Praktis setelah menjalani isolasi mandiri, Lia dan keluarganya tidak memiliki penghasilan apa-apa.

“Untuk saat ini saya dan keluarga hanya bisa memanfaatkan sisa bahan makanan yang ada di rumah. Bantuan sembako atau lainnya belum pernah ada,”ujarnya.

Terkait belum maksimalnya peran Pemerintah desa dalam menangani warga yang terpapar Covid juga dialami  Siswoto, warga Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae.

Siswoto yang kini dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri adalah satu-satunya anggota Polres Kudus berpangkat Aiptu yang juga bergabung dalam relawan pemakaman jenazah Covid-19.

Siswoto merasa perhatian pemerintah desa selama ini sangat kurang terhadap warganya yang menjalani isolasi mandiri terpapar Covid-19.

“Selama ini warga yang menjalani isolasi mandiri belum pernah didatangi petugas kesehatan atau aparat pemdes untuk mendata atau memantau bagaimana perkembangan kesehatannya. Yang ada, perangkat desa malah sibuk pasang banner”ujarnya.

Padahal, kata Siswoto, perhatian pemerintah melalui aparat desa sangat dibutuhkan warga terutama yang menjalani isolasi mandiri. Pemenuhan kebutuhan hidup, harus  menjadi perhatian agar warga yang isolasi mandiri bisa tenang melakukan pemulihan di rumah masing-masing tanpa harus keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok.

Menanggapi persoalan tersebut, Ketua DPRD Kudus Masan mendorong semua pemerintah desa memaksimalkan Satgas Jogo Tonggo untuk mendata dan memantau warganya yang isolasi mandiri.

“Banyak desa lain yang sebenarnya sudah melaksanakan upaya jogo tonggo dengan baik. Mungkin, ada beberapa desa yang pelaksanaannya kurang maksimal. Untuk itu, kami mendorong setiap Pemdes bisa menjalankannya dengan maksimal,”tandasnya.

Sedangkan Plh Satgas Covid-19 Kudus, Agus Budi Satrio mengungkapkan selama ini banyak pemdes yang belum memahami program Jogo  Tonggo dengan baik.

“Semestinya, Jogo Tonggo berperan aktif mendata, memantau dan membantu kebutuhan hidup masyarakat yang terpapar dan menjalani isolasi mandiri. Baik itu dengan menggunakan dana desa maupun dengan menggalang swadaya masyarakat sekitar,”ujarnya.

Tm-Ab