KEBUMEN (SUARABARU.ID) –Keluarga besar Nahdlatul Ulama Kebumen kehilangan sosok pejuang Islam yang lugas dan jujur. Hal itu menyusul meninggalnya KH Drs Masykur Rozzaq MPd di usia 64 tahun pada Minggu (2/5) sore.
Kiai Masykur Rozzaq meninggal setelah berjuang melawan penyakit beberapa tahun terakhir. Jenazahnya dimakamkan pada Senin (3/5) sekitar Pukul 11.00 dari rumah duka di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, dengan mendapat perhatian dan kehormatan dari banyak kalangan. Ucapan duka dan doa pun memenuhi tagar media sosial di Kebumen dalam dua hari ini.
Bisa dimaklumi karena Kiai Masykur Rozzaq merupakan sosok pucuk pimpinan Tanfidziyah PCNU Kebumen selama tiga peridoe, sejak 2003-2018. Gaya kepemimpinan dan retorikanya sangat khas. Dikenal sebagai pribadi sangat supel, enerjik dan ceplas-ceplos.
Tentu gaya memimpin nahdliyyin Kebumen berbeda dengan Ketua PCNU Kebumen sebelumnya, KH Moh Maskub yang dikenal kalem dan tenang. Berbeda pula dengan gaya Ketua Tanfidziyah PCNU saat ini, KH Moh Dawamudin Masdar yang juga kalem dan tenang.
Di mata Rektor IAINU Kebumen yang juga Rektor UMNU Kebumen Dr H Imam Satibi MPdI, Pak Masykur merupakan figur pejuang NU yang tulus dan muhlis. Dia mampu menjadi inspirasi semangat juang membara dalam membakar semangat membesarkan NU.
Menurut Imam Satibi, Kiai Masykur juga dikenal ceplas-ceplos apa adanya dalam menyampaikan pikirannya.”Beliau sangat berani sehingga sampai diamanati menjadi ketua Tanfidziyah tiga kali berturut-turut,”ujar Imam yang mengambil S3 juga salah satunya berkat dukungan Kiai Masykur.
Sedangkan tokoh Islam yang juga mantan pengurus PCNU Kebumen dan kini menjabat Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kebumen Salim Wazdy MPd pun mengakui Masykur Rozzaq sebagai sosok pejuang Islam yang penuh keikhlasan dan istiqamah
Soal penampilan atau retorikanya, Salim memuji gaya retorika Masykur, ayah empat anak itu, yang unik yakni lugas dan jujur, seolah tak ada yang ditutupi.
Sedangkan kader muda NU Kebumen yang juga akademisi dan Ketua Ikatan Alumni IAINU Kebumen Mustholih MPd MPdI mengenang Kiai Masykur sebagai orang yang berani, lantang, tapi humoris dan sangat humanis.
Mustholih juga mengenal sosok Kiai Masykur sebagai pribadi yang baik hati. Meskipun kata-katanya nya sering keras, sebetulnya hatinya lembut.”Beliau adalah guru saya sejak MTs, Kalau mengajar itu selalu mendengung-dengungkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.”
Bagi Mustolih yang saat ini menjadi guru PNS dan tengah mengambil S3, sangat berkesan karena saat mengajar Kiai Masykur menyampaikan melalui nyanyian “Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Uhlkhuwah Basyariyah”. Hingga menjadi Ketua PCNU Kebumen, Masykur ia ingat masih konsisten meneriakkan Islam yang ramah dan Rahmatan Lil Alamin.
Penulis sendiri memiliki kesan sangat mendalam. Sebagai jurnalis, setiap wawancara ke-NU-an selalu mudah dan enak dihubungi. Bahkan belakangan sering mempercayai saya menambahi narasi asal bertujuan kemaslahatan.
Kesan lainnnya saat saya mengkhitankan anak pertama pada 2008, Pak Masykur Rozzaq dan mas M Abduh Hisyam (Ketua PD Muhammadiyah Kebumen) adalah dua tamu pertama yang datang ke rumah saya nyaris bersamaan. Kedua tokoh Islam itu pun sangat akrab.
Selamat Jalan Kiai Masykur Rozzaq. Semoga semua amal ibadahmu diterima di sisi Allah.
Komper Wardopo