Dr. H. M. Fakhruddin

Banyak pertanyaan yang muncul seputar penyakit maag dan puasa. Bolehkah penderita penyakit tersebut berpuasa? Selain itu, makanan apa saja yang dianjurkan dan yang harus dipantang bagi penderita sakit maag ketika berpuasa di bulan Ramadan? Yang jelas, jika dijalankan dengan benar penderita maag boleh berpuasa.

Sakit maag disebabkan gangguan pada lambung, akibat tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Kondisi asam lambung yang tak seimbang ini menimbulkan gejala tidak enak seperti perut terasa kembung, perih, mual, sering bersendawa, pada tahap tertentu diikuti muntah. Pada keadaan cukup parah bahkan dapat menimbulkan pendarahan pada lambung dan pingsan.

Biasanya dipicu oleh pola makan yang tidak tepat, mengonsumsi obat tertentu misal obat rematik atau karena faktor emosional seperti stres yang menyebabkan peningkatan asam lambung hingga mengikis lapisan lambung.

Orang yang mengidap maag biasanya disarankan menjalani pola makan teratur, tiga kali sehari ditambah selingan makanan kecil, dan tidak boleh menunda jadwal makan. Karena itulah, penderita maag sering ragu, bagaimana menjalankan ibadah puasa, yang memaksa mereka mengubah pola makan.

Meskipun lambung kosong sekitar belasan jam, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tubuh akan tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Energi tersebut berasal dari cadangan energi berupa lemak dan glikogen yang tersimpan di bawah kulit.

Pada prinsipnya, secara umum penderita maag boleh menjalankan puasa, apalagi bila penyakit maag itu hanya gangguan fungsional dan masih dalam tahapan ringan. Yang disarankan untuk tidak berpuasa adalah mereka yang telah sampai pada tahap parah, misalnya mengalami muntah dan perdarahan.

Konsultasikan dengan dokter bila menderita gangguan maag organik. Dokter akan menyarankan boleh tidaknya berpuasa tergantung sebab dan keparahan penyakit. Penderita maag yang disebabkan oleh polip, tumor, atau ulkus mungkin disarankan tidak berpuasa. Dokter juga mungkin memberikan obat-obatan tertentu selama berpuasa.

Bagi yang masih bisa berpuasa, ada strategi dalam pengaturan makanan saat santap sahur dan berbuka puasa untuk mengurangi gejala maag. Juga harus mampu mengatur emosi, hindari stres, bersabar dan perbanyak ibadah.

Saat sahur, jangan makan terlalu kenyang, yang penting cukup mengandung karbohidrat dan lauk-pauknya. Upayakan untuk selalu makan sahur di akhir waktu dengan diet yang seimbang.

Pada waktu berbuka puasa, makanlah secara bertahap. Awali dengan makanan ringan dan cairan seperti teh manis dan sepotong kue. Selingi dengan sholat Maghrib, baru makan berat. Menu pembuka dapat berupa sirop manis, teh manis, aneka kolak, kurma, serta berbagai makanan jajanan. Makanan dan minuman manis sangat mudah dicerna. Dua jam saja prosesnya sudah selesai. Selain itu juga membuat segar.

Pilihan makanan pun harus diperhatikan. Ada beberapa makanan yang patut dihindari bagi penderita sakit maag yang ingin berpuasa diantaranya adalah:

Pertama, makanan atau minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi minuman beralkohol / bersoda, anggur putih, sari buah jeruk, dan susu. Orang yang biasa minum kopi sebaiknya sudah mulai puasa minum kopi, jauh sebelum hari puasa dimulai.

Kedua, makanan yang mengandung gas, seperti makanan berlemak, sayuran tertentu seperti sawi dan kol, nangka, pisang ambon, kedondong, buah yang dikeringkan, ubi jalar.

Ketiga, makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung, seperti makanan berlemak, kue tart, dan keju.

Keempat, mmakanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah, antara lain alkohol, cokelat, makanan tinggi lemak, dan gorengan. Selain itu, ada beberapa sumber karbohidrat yang harus dihindari antara lain beras ketan, mi, bihun, bulgur, jagung, talas, serta dodol.

Kelima, makanan yang mengandung cuka, merica dan pedas yang dapat merusak dinding lambung. 

Penulis adalah anggota IDI Cabang Jepara dan  FKTP BPJS Kesehatan Bangsri