Acara webinar diikuti sekitar 150 dosen dari berbagai perguruan tinggi dan praktisi. Foto: dok/ist

MALANG (SUARABARU.ID)– The Association of Researcher in Communication, Humanities, Information System and Engineering (Archie), yang mewadahi para peneliti dari beberapa bidang ilmu di berbagai lembaga, menggelar webinar yang bertajuk ‘Aplikasi Riset dalam Dunia Komunikasi, Humaniaora dan Teknologi’, Kamis (22/4/2021).

Webinar ini menghadirkan narasumber Dr Tatang Mutaqin dari Bappenas, Dr Eng Rando Tungga Dewa (Universitas Pertahanan) serta Dr Arif Budi Wurianto (UMM). Hadir sebagai keynote speaker founder Archie sekaligus leader Rig Crosscom, Dr Ulani Yunus dari Binus University.

”Webinar ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi, tentang penerapan riset-riset multi disiplin dan interdisiplin di sektor publik maupun privat. Nantinya hasil riset bisa dimanfaatkan publik,” kata Ulani, dalam keterangannya.

BACA JUGA: Dukung Anak Hebat Berliterasi, Danone Indonesia bersama Tentang Anak Hadirkan Program Baca

Dr Tatang Muttaqin. Foto: dok/screenshot

Acara webinar yang diikuti sekitar 150 dosen dari berbagai perguruan tinggi dan praktisi itu, juga menjadi momentum launching atas berdirinya Archie.

Adapun latar belakang berdirinya Archie adalah, kebutuhan akademisi juga para peneliti untuk berafiliasi dengan komunitas internasional, dalam menjawab berbagai persoalan. Baik persoalan kemasyarakatan maupun kemanusiaan.

Siswantini, yang juga menjadi salah satu pendiri Archie menjelaskan, riset komunikasi, humaniora, dan teknologi juga menjadi interestnya.

BACA JUGA: BMKG Sebut Waspada Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah

Dr Eng Rando Tungga Dewa. Foto: dok/screenshot

”Humaniora bidang ilmu yang berfokus pada manusia dan budayanya, sedangkan teknologi merupakan salah satu hasil kebudayaan modern dan postmodern. Sementara hasil riset-riset komunikasi dapat menjembatani gap antara budaya dan teknologi,” tutur dia.

Kehadiran Archie diharapkan dapat memberikan kontribusi, baik secara privat, sosial maupun global. Diharapkan juga, output penelitian dapat mendorong kesejahteraan dan dapat meningkatkan Global Competitiveness Index 4.0 Indonesia, yang berada di level 50 dari 141 negara. Selain itu, meningkatkan Global Innovation Index Indonesia di Peringkat 85 dari 131 negara.

”Lebih penting lagi adalah, publikasi hasil riset dengan berbagai cara. Ilmiah maupun populer, sehingga publik bisa memanfaatkannya,” terang Dr Tatang Mutaqin.

BACA JUGA: Wali Kota Tegal Lantik 66 Pejabat Administrasi

Dr Arif Budi Wurianto. Foto: dok/screenshot

Asosiasi ini diharapkan dapat menjadi media untuk para peneliti, akademisi dan praktisi bidang komunikasi, humaniora, informatika, dan teknologi dari Indonesia dan manca negara, untuk bertukar pikiran, berkolaborasi menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia.

Assosiasi ini membawa misi untuk mewujudkan para peneliti Indonesia dan mancanegara yang berintegritas, profesional, berdaya saing global, maju dan berpihak pada kemanusiaan.

Dalam mewujudkan visinya itu, asosiasi menetapkan visi untuk 15 tahun ke depan, yakni (1) meningkatkan profesionalisme peneliti yang beretika, (2) menegakkan kode etik dan perilaku peneliti selanjutnya disebut Kode Etik dan Perilaku Peneliti (KEPP), terkait dengan tugas-tugas penelitian, pengembangan dan pengkajian.

Berikutnya, (3) memberikan dukungan pada penegakan Hak Asasi Manusia (HAM), bagi peneliti terkait dengan tugas-tugas penelitian, pengembangan dan pengkajian, (4) memperjuangkan hak intelektual peneliti dan kesejahteraan peneliti, (5) memberikan akses fasilitas kepada peneliti.

Selanjutnya, (6) membangun sinergi antara peneliti lembaga penelitian Kementerian, Lembaga Non Kementerian, Pemerintah Pusat, dan Kabupaten/Kota; perguruan tinggi, pihak swasta dan lembaga internasional, untuk menghasilkan iptek yang berguna bagi kemanusiaan.

Riyan