Jam Matahari
Takmir Masjid Langgar Agung Pangeran Diponegoro di Dusun Kamal, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, masih mengandalkan jam bencet atau jam matahari untuk menentukan waktu salat. Foto; Yon

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)-Di era serba digital seperti saat ini, Masjid Langgar Agung Diponegoro di Dusun Kamal, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, masih mengandalkan jam bencet atau jam matahari.

Jam matahari tersebut bentuknya  berupa  lengkungan setengah lingkaran dan terdapat jarum seperti paku dan dihadapkan ke utara. Di bawah jarum tersebut, pada lempengan  logam berwarna kuning tersebut, terdapat deretan angka 1 sampai 12 dan garis-garis kecil.

“Dinamakan jam matahari, karena mengandalkan sinar matahari untuk menunjukkan waktu,” kata Sekretaris Takmir Masjid Langgar Agung Diponegoro, Makmun Hidayat.

Makmun mengatakan, bayangan sinar matahari yang terhalang jarum akan berada di angka yang tertera di lempengan logam  tersebut.

Sedangkan, waktu  yang tepat untuk melihat jam ini  yakni di adala pukul 10.00 sampai 13.00 atau 14.00. Dengan catatan matahari tidak tertutup awan alias cerah.

Menurutnya, setiap lima hari sekali jam yang terletak di depan masjid Langgar Agung Diponegoro tersebut  ini disesuaikan dan dibersihkan. Selain itu, untuk mengantisipasi kerusakan akibat panas terik matahari atau hujan, jam bencet tersebut ditutupi dengan mustaka masjid ukuran kecil.

“Kalau setelah dibersihkan, jam matahari ini ditutup dengan mustaka kecil agar tidak cepat rusak karena panas matahari atau air hujan,” ujarnya.

Makmun menjelaskan, karena bergantung pada sinar matahari, waktu yang ditunjukkan jam matahari tersebut  tidak sama dengan jam dunia. Yakni terpaut sekitar 20 menit lebih cepat daripada Waktu Indonesia Barat (WIB).

Meskipun untuk pelaksanaan salat di Masjid Langgar Agung Diponegoro mengacu pada jam matahari, tetapi di dalam Masjid Langgar Agung Pangeran Diponegoro ini juga menempatkan dua jam biasa. Namun, kedua jam tersebut jarum penunjuk waktunya berbeda.

Jam dinding yang dipasang di atas mimbar imam masjid itu berdasarkan Waktu Indonesia Barat, sedangkan satu jam dinding lainnya yan dipasang di bagian belakang dalam masjid berdasarkan jam matahari.

“Kami memasang dua jam dinding, yakni berdasarkan Waktu Indonesia Barat dan berdasarkan jam matahari. Yang berdasar WIB ditujukan bagi jemaah masjid yang datang dari luar kota bila  ingin mengetahui waktu. Sedangkan, yang berdasarkan jam matahari digunakan takmir masjid untuk menentukan waktu salat,” kata Makmun.

Seperti diketahui, Masjid  Langgar Agung Diponegoro yang ada di  dalam kompleks atnya  dalam Komplek MA/MTs Diponegoro, Salaman itu,  pernah dijadikan tempat Pangeran Diponegoro untuk melaksanakan ibadah lima waktu di saat melawan penjajah Belanda di kawasan perbukitan Menoreh. Yon