blank
Jajaran Pengurus DPC PKB Kota Semarang yang dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris nya di makam kompleks Pemakaman keluarga ulama Kauman Semarang. Foto : Istw

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Semarang, menjalankan syiar Islam melalui ziarah ke makam KH Achmad Abdullah, pendiri dan Ketua Dewan Syuro Pertama DPC PKB Kota Semarang periode 1998-2002 pada bulan Ramadan ini.

Ziarah ke tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang yang memberikan tanah wakaf untuk Kantor Pimpinan Cabang NU di Jalan Jenderal Sudirman Semarang dan memiliki silsilah lengkap Achmad bin Abdullah bin Salim tersebut, jajaran pengurus dipimpin langsung oleh M. Mahsun dan Juan Rama, Ketua dan Sekretaris DPC PKB Kota Semarang.

Makam yang diziarahi, merupakan kompleks makam keluarga ulama Kauman Semarang dan di lokasi tersebut, dimakamkan pula Ketua Dewan Syuro DPC PKB ketiga, yaitu KH Muhammad Azim Wasi’, yang wafat pada 24 Oktober 2020 lalu. Serta, terdapat pula makam KH Turmudzi Taslim al hafidz dan ulama bepengaruh di Kota Semarang pada zamannya masing-masing.

Disampaikan oleh Mahsun, kegiatan syiar Islam seperti ziarah sudah rutin dilakukan sejak lama dan merupakan jati diri partai. Hal itu karena PKB adalah partai yang lahir dari NU, sehingga harus “menyapa” anggotanya, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.

“Ziarah ini adalah jati diri kami. Dan ini merupakan satu-satunya partai politik yang mengurus anggotanya, baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal dunia,” ujar Mahsun usai ziarah.

Mahsun berharap dengan menjalankan secara konsisten amalan-amalan NU seperti ziarah kubur ini, bisa mengambil pelajaran untuk menghargai jasa jasa para pendahulu khususnya yang telah berjuang membesarkan PKB Kota Semarang.

Dia sebutkan, kegiatan untuk mendo’akan seluruh kader partai di semua tingkatan ini, sudah dilakukan sebelum Ramadhan tiba. Yaitu para pengurus di tingkat kecamatan (Dewan Pengurus Anak Cabang) maupun tingkat kelurahan  (Dewan Pengurut Ranting), telah bersama-sama menggelar acara Doa Arwah Jama’. Yaitu untuk mendo’akan secara serentak para kader yang  telah meninggal dunia. Serta para orang tua dan leluhur yang telah tiada.

Absa