blank

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Menjelang Hari Kartini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersinergi dengan Pemerintah Kota Semarang memberikan pelatihan dan motivasi kepada pelaku UMKM Perempuan di Kota Semarang untuk lebih kreatif dan inovatif mengembangkan usaha di tengah pandemi.

Selain OJK dan Pemkot Semarang, dalam kegiatan ini juga melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), PT Amartha Mikro Fintek dan PT Bursa Efek Indonesia.

Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY), Aman Santosa, menyampaikan bahwa di tahun 2020 perekonomian Jawa Tengah mengalami tekanan yang cukup dalam akibat pandemi Covid-19.

“Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah di tahun 2020 terkontraksi -3,34%, lebih dalam dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi -2,19%. Kondisi ini tentunya sangat berdampak terhadap UMKM,” katanya, belum lama ini.

Pihaknya telah melakukan berbagai upaya bersama Industri Jasa Keuangan untuk mensukseskan program pemulihan ekonomi nasional dan kebangkitan UMKM. Program unggulan di tahun 2021 yaitu Business Matching UMKM dan Offtaker, Kredit Murah, Virtual Expo Produk UMKM serta Gerakan Belanja Produk UMKM.

Pelatihan yang diikuti sekitar 400 pelaku UMKM perempuan, ibu-ibu PKK Kota Semarang dan Ikatan Istri Pegawai OJK (IIPOJK) ini fokus pada alternatif pembiayaan dari fintech peer-to-peer lending dan pasar modal.

Selain itu juga diajarkan bagaimana cara pengelolaan keuangan untuk mendukung pengembangan usaha UMKM. Peserta juga mendapat informasi tentang manfaat dan risiko berinvestasi di pasar modal.

Aman menambahkan, Kantor OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta juga melibatkan berbagai pihak untuk mengakselerasi pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi dan inklusi keuangan laki-laki sebesar 39,94% dan 77,24%, relatif lebih tinggi dibanding perempuan sebesar 36,13% dan 75,15%.

Padahal, wanita memiliki peran penting dalam pengelolaan keuangan keluarga, termasuk cara berinvestasi yang benar. Perempuan dapat mengantarkan keluarga, saudara dan masyarakat di sekitarnya untuk memiliki kesejahteraan yang lebih baik.

“UMKM harus optimis, ekonomi di tahun 2021 akan membaik seiring dengan pelaksanaan vaksin secara bertahap. OJK bersama dengan Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah mendukung kebangkitan UMKM dengan memperluas akses kredit murah, pendampingan usaha bersama dengan dinas terkait dan terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sebagai bentuk kontribusi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” pungkas Aman.