WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menyampaikan, para santri yang telah selesai menuntut ilmu di pondok pesantren dan lembaga pendidikan agama yang lainya, pasti akan kembali ke masyarakat di daerah masing-masing.
“Pada saat kembali ke masyarakat, tidak semua akan menjadi Kiai. Namun setidaknya akan menjadi tokoh agama panutan di lingkungan sekitarnya. Bukan hanya ilmu agama saja yang dibawa. Keterampilan lain juga harus jadi bekal bagi santri,” ujarnya.
Demikian disampaikan Wakil Bupati saat menghadiri acara “Haflah Akhirussanah dan Peresmian Masjid Ismaamul Istiqomah” di komplek Pondok Life Skill Jamuniro, Siantab Wonolelo Wonosobo, Senin (5/4/2021).
“Para santri setelah selesai belajar menuntut ilmu dan kembali ke masyarakat nantinya, tidak mungkin jadi Kiai semua. Setidaknya ada yang jadi tokoh panutan. Maka dari itu harus punya kemampuan dan skil lain untuk bekal saat mereka kembali daerahnya,” tegas dia.
Karena hal itu, Albar meminta setiap ponpes yang sudah ada BLK-nya untuk dimaksimalkan dan dioptimalkan. Sedikitnya ada 18 komunitas BLK di PP yang telaj dibangun Pemerintah Pusat, namun belum digunakan secara maksimal.
“Ada 18 komunitas BLK yang dibangunkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi belum dimaksimalkan. Saya harapkan itu bisa dimanfaatkan untuk menggodog para santri sebagai modal keterampilan dan pengetahuan saat kembali ke masyaraka,” katanya.
Gus Albar menyampaikan apresiasi atas program dan kegiatan yang dilakukan oleh Pondok Life Skill Jamuniro selama ini. Yang tidak hanya menyediakan pendidikan keagamaan saja. Namun pondok juga mendidik santrinya untuk belajar life skill, seperti namanya.
Pimpinan pondok pesantren harus menyadari setelah lulus dari pondok, tidak semua santrinya menjadi ustad dan ustadzah. Sehingga perlu dibekali dengan keterampilan yang akan membantu para santri untuk mandiri secara ekonomi.
Ketrampilan Santri
“Saya menilai hal ini sebagai terobosan yang baik untuk diterapkan di pondok pesantren. Saya mendukung para pimpinan, pengasuh, dan pengurus pondok untuk terus mengembangkan bidang pembekalan keterampilan santri ini,” ucapnya.
Santri yang lulus dati pesantren, sambung dia, akan berdaya saing dan mandiri dalam berbagai sektor dan bidang kerja. Tantangan yang ada bagi pembangunan di masa depan mungkin tidaklah mudah. Jajaran Pemkab Wonosobo tentu akan senantiasa mendukung yang terbaik.
“Saya mohon dukungan dari masyarakat dan doa restu dari para alim ulama yang hadir di sini. Mudah-mudahan dengan upaya yang dilakukan bersama, tujuan untuk mewujudkan Wonosobo yang berdaya saing, maju, dan sejahtera dapat tercapai,” paparnya.
Terkait peresmian Masjid Imaamul Istiqomah, Albar menyambut baik sembari berpesan, agar masjid tersebut dapat menjadi pusat kegiatan yang positif bagi masyarakat. Bisa untuk mengaji sekaligus mengasah ketrampilan hidup.
Menjadi pusat penyebaran nilai-nilai ke-Islaman yang damai, dan menanamkan pemahaman bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Agama yang mampu memberi rahmat mahkluk di seluruh alam.
“Mudah-mudahan melalui Masjid Imaamul Istiqomah, Allah SWT memberikan berkah dan kemanfaatan bagi seluruh masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Life Skill Jamuniro yang terletak di Siantap Wonolelo Wonosobo ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Life Skill Jamuniro Yayasan Al Haromain Nusantara, Sidqi FD, menegaskan pondok pesantren yang diasuhnya memiliki sanad (silsilah keilmuan) yang jelas dari ulama terdahulu.
Pasalnya kakek dari pendiri pondok tersebut, kata dia, merupakan kawan seperjuangan dengan al maghfurllah Simbah KH Habibullah Idris. Salah satu ulama yang cukup disegani semasa hidupnya.
Muharno Zarka