SUKOHARJO (SUARABARU.ID) Guru Besar dilingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bertambah jumlahnya menjadi 32 orang. Menyusul upacara pengukuhan Prof Dr Drs Waston M.Hum sebagai guru besar Ilmu Agama Islam dan Filsafat pada Fakultas Agama Islam UMS.
Pengukuhan guru besar dalam Sidang Terbuka Senat UMS yang berlangsung secara offline dan online dipimpin Rektor Prof Dr Sofyan Anif MSi di kampus setempat, Sabtu (3/4).
Prof Dr Drs Waston M.Hum dalam pidato pengukuhannya mengemukakan, pandemic Covid 19 membuat manusia semakin terdata akibat aktivitas serba online.
Data yang tidak terhitung jumlahnya, terkumpul menjadi big data dan siap dimanfaatkan siapapun yang mampu mengaksesnya. Memang terdapat ancaman bagi kemanusiaan apabila relasi social manusia telah dikalahkan otoritas data.
Hal ini dapat disebut social death, yaitu kondisi ketika aspirasi manusia tidak lagi dihargai. Karena itu penting bagi kita untuk tetap menghidupkan relasi social yang baik meski masih dalam situasi pandemic.
Ke depan Indonesia harus menjadi bangsa yang haus invensi dan inovasi. Juga menjadi contoh masyarakat multikultur yang demokratis.
Indonesia memiliki Pancasila sebagai filosofi bangsa dengan sila pertama Ketuhanan Yang maha Esa harus merumuskan keberagamannya secara esosentris dan intrisik.
Esosentris berarti harus lebih sering mempertemukan persamaan daripada mempertengkarkan perbedaan. Hanya dengan cara ini kerjasama indah dapat digalang antar agama dan antar kelompok keagamaan.
Intrisik berarti menjadikan orientasi keridhaan Tuhan sebagai tujuan beragama. Bukan menjadikan agama sebagai alat pemuas nafsu politik dan lainnya.
Hanya dengan sikap intrisik inilah agama dapat menjadi pembentuk akhlak mulia bebas dari korupsi dan kekerasan, terangnya.
Sementara itu Rektor Prof Dr Sofyan Anif MSi dalam sambutannya mengatakan, momentum Covid 19 sebagaimana menurut Prof Waston akan bisa memberikan perubahan secara mendasar.
Perubahan yang tentunya lebih baik dan akan berpengaruh langsung kepada perikehidupan seseorang terutama dalam kehidupan kesehatan.
“Sehingga dengan momentum Covid 19 ini mungkin akan bisa memberikan pengaruh secara positif dan signifikan dalam perilaku kehidupan. Ini tentunya sangat penting sekali sehingga membawa peruabahan mendasar terutama bagi peradaban Islam secara keseluruhan atau peradaban dunia”, jelasnya
Bagus Adji