blank
Ketua Lesbumi Jepara, Ngateman dan Kyai Wahab saat penyerahkan potongan tumpeng.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Ada yang unik di acara Harlah Lesbumi NU Kabupaten Jepara yang ke- 59 tahun. Kolaborasi antara Seniman, Budayawan dan Agamawan tersaji dalam acara yang bertajuk “Berkhidmat Menjaga Budaya Nusantara di Tengah Hegemoni Neo Imperialisme Global”.

Acara yang digelar di Kafe Mutia Vie, Desa Senenan pada Sabtu, (28/3) diawali dengan pementasan teater Tuman, kemudian dilanjutkan band Cupu-cupu yang menyanyikan lagu-lagu dari kumpulan puisi Untung Sugiharto, salah satu penyair Jepara.

blank
Dialog Budaya Kustam Eka Jalu, Didit Endro dipandu oleh Ali  Burhan

Kolaborasi antara seniman, budayawan dan agamawan sangat harmonis ketika Kyai Abdul Wahab Saleem, atau akrab disapa Gus Awas, Ketua Lembaga Dakwah NU Jepara, membacakan puisi ciptaannya diiringi dengan musik.

Ketika ditemui Suarabaru.id, Ngateman, Ketua Lesbumi NU Jepara mengatakan acara Harlah Lesbumi NU yang ke- 59, meskipun diadakan dengan sangat sederhana, namun terasa istimewa karena dihadiri oleh para seniman dan budayawan Jepara..

“Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya Harlah Lesbumi NU yang ke- 59. Yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu”, ucap Ngateman dalam sambutannya.

Acara juga diisi oleh penampilan salah satu penyair nasional asal Jepara, Didid Endro S dengan orasi budayanya diiringi grup binaannya yang bernama Dudu Menging. Juga ketua DKD Kustam Eko Jalu.

Harlah Lesbumi NU ditutup dengan penampilan anggota Lesbumi dengan membacakan puisi ciptaan KH. Hasyim Wahid, atau Gus Iim.

Ua