blank
Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr. Indarti, M.Pd (tengah) saat menggelar jumpa Pers terkait Sekolah Nasima siap melaksanakan blended learning. Foto: Ning

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Terkait akan dilangsungkannya pembelajaran tatap muka, Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr. Indarti, M.Pd menyampaikan, bahwa
Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima berkomitmen menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas di KB-TK, SD, SMP, dan SMA Nasima.

Perubahan situasi pendidikan disikapi dengan kerja keras, kreativitas, dan inovasi, agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan baik. Ketika pembelajaran bertatap muka nyata sudah diizinkan saat masih pandemi, maka keselamatan peserta didik maupun pendidik tetap menjadi prioritas utama. Untuk itu berbagai persiapan dilakukan.

“Sistem blended learning disusun. Segala sarana prasarana yang dibutuhkan untuk berjalannya blended learning, kesiapan kompetensi guru, sarana prasarana pencegahan Covid-19, serta standard operation procedur (SOP) disiapkan untuk pembelajaran dengan menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Dr. Indarti kepada awak media di Semarang, Sabtu (27/3/2021).

Baca Juga: PKS Kota Semarang Dukung Rencana Sekolah Tatap Muka Dengan Sejumlah Catatan

Bagaimana sistem blended learning di Sekolah Nasima?

Sekolah Nasima menyiapkan sistem blended learning sesuai karakteristik tumbuh kembang dan kebutuhan peserta didik. Konsep blended learning adalah pencampuran atau penggabungan antara satu pola dengan pola lain dalam pembelajaran. Dengan model ini ada perpaduan antara pembelajaran tatap muka, pembelajaran dalam jaringan, dan belajar mandiri.

“Jenjang SMP dan SMA Nasima akan memadukan konsep tatap muka nyata maupun tatap muka maya. Pembelajaran dalam jaringan dengan mengakses sumber-sumber belajar digital (e-learning), dan penugasan mandiri. Pengaturan pembelajaran menggunakan rotation model, dimana jadwal berputar dari pertemuan tatap muka-e-learning-dan tugas mandiri mendapat porsi yang sama,” jelasnya.

Menurut Dr. Indarti, pada saat tatap muka, peserta didik hadir di sekolah dan mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan kapasitas yang diatur sesuai dengan protokol kesehatan.

blank
SMA Nasima saat simulasi pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Foto: Ning

Baca Juga:Satlantas Polrestabes Semarang Gelar Latihan Uji Praktik SIM D Untuk Komunitas Difabel

“Untuk peserta didik yang tidak dapat hadir karena lokasinya di lain kota atau pulau, atau karena suatu hal belum diizinkan orang tua, sekolah menyediakan fasilitas bagi mereka untuk tetap dapat mengikuti tatap muka maya bersama teman-teman sekelasnya yang bisa hadir tatap muka nyata. Di dalam setiap kelas tatap muka, disediakan kamera yang dapat merekam aktivitas pembelajaran di kelas, dan dapat diikuti oleh peserta didik yang berhalangan hadir melalui tatap muka maya dari rumah masing-masing,” paparnya.

Dikatakan, untuk jenjang TK dan SD, dimana peserta didik adalah anak-anak yang masih membutuhkan pendampingan dalam menjaga protokol kesehatan, maka blended learning yang akan digunakan adalah enrich virtual model. Pertemuan guru dan peserta didik masih didominasi lewat tatap maya.

Sumber belajar juga disediakan dalam platform berbasis internet seperti video pembelajaran, slide power point, dan e-modul. Untuk melengkapi tatap maya tetap akan diadakan tatap muka nyata sesuai kebutuhan kelompok, kelas, maupun pelayanan individual.

Baca Juga:SeRapat Kerja BNN, Ada 20 Kawasan Rawan Narkoba, 11 Diantaranya di Kota Semarang

Bagaimana penerapan protokol kesehatan?

Jika saatnya peserta didik kembali masuk ke sekolah, Nasima telah menyiapkan sistem, sarana prasarana, dan SOP penerapan protokol kesehatan. Sekolah mengawalinya dengan menyebar kuesioner persetujuan orang tua peserta didik.

Dari data itu sekolah bisa mengklasifikasi jumlah peserta didik yang bisa masuk tatap muka dan memilih tatap muka maya dengan alasan yang jelas. Semuanya tetap dilayani secara proporsional dan berkualitas, dengan teknologi pembelajaran yang dimiliki Sekolah Nasima.

Sekolah Nasima juga proaktif mengikutsertakan semua guru dan tenaga kependidikan dalam program vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan pemerintah melalui berbagai jalur. Sampai Maret 2021 ini semua guru dan tenaga kependidikan telah terdaftar dalam program vaksinasi. Lebih dari 50% guru dan tenaga kependidikan saat ini sudah divaksinasi lengkap. Sebagian lainnya sudah divaksinasi tahap 1.

Baca Juga: Kejari Semarang Diminta Tindaklanjuti Berkas Perkara Penguasaan Tempat Tanpa Hak di Jalan Citarum Semarang

“Targetnya pertengahan April 2021 semua guru dan tenaga kependidikan Sekolah Nasima di semua jenjang. Hal ini sangat penting sebagai salah satu dasar kesiapan Nasima menyelenggarakan blended learning,” katanya.

Sekolah Nasima juga telah siap dengan alat pendeteksi Covid-19 karya anak bangsa yang bernama G-Nose. Alat tersebut siap digunakan pada Mei 2021. Sebuah tim yang terdiri dari dokter, perawat, dan staf khusus dipercaya mengelola G-Nose. Secara periodik, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik akan melalui pengecekan kesehatan menggunakan alat tersebut. Hal ini sangat bermanfaat dalam deteksi dini, pencegahan, maupun penentuan solusi terkait paparan Covid-19 di lingkungan Sekolah Nasima.

Kapan dimulai?
Pembelajaran tatap muka nyata dalam kerangka blended learning akan dimulai secara bertahap dari jenjang SMA, lalu SMP. Setelah itu baru SD dan KB-TK Nasima. Waktu tepatnya akan diputuskan berdasarkan izin dari pihak pemerintah terkait. Persetujuan dari setiap orang tua juga menjadi syarat utama.

Baca Juga: Ganjar Berikan Motivasi untuk Murid SMP Islam Al Azhar 23 Semarang

“Bagi peserta didik yang siap mengikuti pembelajaran tatap muka, persiapan dilakukan sejak dari rumah. Mereka memastikan diri dalam kondisi sehat, melengkapi dengan pelindung diri (masker dan face-shield), dan tas siaga Covid-19, selain peralatan belajar yang dibutuhkan. Bekal makan minum disiapkan juga. Setelah itu orang tua siap mengantar dan menjemput peserta didik dengan kendaraan pribadi masing-masing, sesuai jadwal dan ketentuan yang telah disosialisasikan sebelumnya,” tambahnya.

Disebutkan, saat memasuki gerbang sekolah, peserta didik disambut tim guru piket dengan salam sembah, lalu dilakukan pengecekan suhu badan. Pada tahap selanjutnya mereka diwajibkan mencuci tangan dan melewati tempat pengecekan tas perlengkapan siaga Covid-19. Setelah itu berbaris dan bersiap di depan kelas sesuai tempat bertanda jaga jarak yang telah disediakan. Setelah itu bersama wali kelas melakukan tradisi pendidikan karakter khas Sekolah Nasima, seperti berbaris, ikrar, salam sembah dengan wali kelas masing-masing.

Untuk di dalam kelas, meja kursi belajar ditata dengan jarak aman atau kapasitas 50%. Ruangan kelas yang ber-AC dimodifikasi dengan membuka jendela dan pintu agar sirkulasi udara tetap berjalan lancar. Seusai seluruh kegiatan, sekolah selalu melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan setiap hari.

Baca Juga: Fraksi PKB Dorong Pemkot Semarang Beri Honor Imam Rawatib dan Marbot

Mereka masuk ruangan secara tertib dan berjarak. Mereka mengawali pembelajaran dengan tradisi menghormat bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars-Himne Sekolah Nasima, dan berdoa sebelum belajar.

Diketahui, sebelum pandemi melanda, tepatnya pada tahun 2019, pihaknya sudah meluncurkan program Sekolah Nasima Berbasis Teknologi Informasi. Sekolah Nasima (KB-TK, SD, SMP, SMA) pun bertransformasi menjadi sekolah digital.

Sistem Informasi Akademik Sekolah Nasima (SIA Nasima) dibangun. SDM guru, sebagai aktor utama digitalisasi pendidikan disiapkan terlebih dahulu. Untuk percepatan penguatan SDM dibentuklah tim Guru Penggerak Digital (GPD) sebanyak 33 orang sebagai koordinator dan mentor sejawat. Microsoft digandeng untuk bekerja sama resmi dengan Sekolah Nasima. Microsoft Office 365 yang dikolaborasikan dengan SIA Nasima menjadi plarform utama dalam pembelajaran.

Baca Juga: Webinar “SOLUSI KOMPREHENSIF ATASI BANJIR DAN ROB DI PANTURA JATENG DAN KOTA SEMARANG”

Microsoft Office 365 lengkap menyediakan fitur-fitur untuk membentuk kelas-kelas virtual, pembelajaran tatap muka maya, berbagi media dan sumber belajar digital, penilaian, dan sebagainya. Tiga belas diantara GPD lolos menjadi Microsoft Innovative Educators Expert (MIEE).

Selama pandemi Covid-19 adaptasi, proses pembelajaran daring terintegrasi pendidikan karakter di Sekolah Nasima tetap berjalan sangat lancar. Tak hanya itu, ekstrakurikuler daring, dan berbagai kegiatan daring lainnya (pembelajaran mengaji, khataman Alquran, parenting, PHBI, PHBN, festival, penelitian, dan sebagainya) mampu diselenggarakan oleh Sekolah Nasima memanfaatkan fitur-fitur Microsoft Office 365.

Media dan sumber belajar digital disiapkan, seperti e-modul, e-book, video pembelajaran, dan sejenisnya disediakan di aplikasi, website, serta media sosial lembaga. Sekolah Nasima ditetapkan Microsoft sebagai Sekolah Inkubator dalam Microsoft Showcase School Program. Sinergi yayasan, sekolah, dan orang tua peserta mendukung kelancaran tersebut.

Ning