blank
Unit Usaha Warung Binaan andalan enam BUMDes di Rembang Jawa Tengah

REMBANG (SUARABARU.ID)-KAMIS, 9 April 2020 menjadi hari bersejarah bagi penduduk desa di kawasan perbukitan cadas wilayah tenggara Kabupaten Rembang,yang berbatasan dengan Kabupaten Blora.

Boleh jadi, tak disangka oleh penduduk yang selama ini stagnan berkutat dengan mata pencaharian sebagai petani tadhah hujan, haluan ekonomi mereka tiba-tiba berubah, memasuki sistem ekonomi yang lebih tertata secara manajemen, berpola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

Dengan penuh semangat, unit usaha BUMDes yang berbentuk PT, yakni PT Mitra Sejahtera (Desa Tegaldowo), PT Indo Kadiwono Sukses (Desa Kadiwono), PT Pasucen Berkah Mandiri (Desa Pasucen), PT Kajar Ngudi Mulyo (Desa Kajar), PT Ngampel Gading Perkasa (Desa Ngampel), dan PT Karya Berkah Berdikari (Desa Timbrangan). Mereka bersepakat untuk mendirikan perusahaan patungan bersama dengan PT Semen Gresik.

Sepintas, pendirian perusahaan patungan ini seperti melawan logika jika melihat kondisi geografis dan prototipe desa. Kawasan desa berupa lahan perbukitan gundul, minim sumber daya air, sumberdaya manusia belum memadai, dan kondisi infrastruktur jalan rata-rata buruk sehingga menyulitkan akses keluar-masuk desa.

Penduduk desa hanya mampu mengolah lahan pertanian jika datang musim hujan,sehingga praktis komoditas hasil pertanian kurang produktif, hanya untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.

Penelusuran tim wartawan selama dua hari Jumat-Sabtu (5 – 6 Maret 2021), mengetengahkan realitas menarik tentang kegairahan warga. Terasakan adanya dinamika dalam geliat ekonomi warga di enam desa perbukitan tersebut. Para pemuda aktif membuka banyak peluang bisnis bagi warga desa.

blank
Taman Wisata Pandansili dikelola oleh Bumdes PT. Sejahtera Kadiwono.

Kegiatan ekonomi dalam beragam komoditas dan jasa tampak berlangsung disudut-disudut desa, baik di pasar pasar tradisional, pertokoan, atau di tengah ladang dan persawahan.Lalu lalang penduduk seakan-akan tidak meloloskan waktu untuk terbuang sisa-sia. Setiap hari penduduk desa tidak berhenti menjalankan aktivitas ekonomi di wilayah sendiri.

Realitas kehidupan desa-desa seperti itu, barang tentu tidak muncul begitu saja. Terdapat peran kuatnya hubungan orang tua dan anak, kolaborasi harmonis antara sesepuh desa dan generasi mudanya.

Seperti penuturan Kundari, Kepala Desa Tegaldowo, warga bahu membahu bekerjasama. Orang tua menurunkan pengalaman mengelola ekonomi ke anak cucunya, sedangkan para pemuda desa mengeksplorasi ilmu warisan itu dengan inovasi baru, sehingga mampu mendiversifikasi komoditas lokal.

“Saya selalu mengajak warga, khususnya anak-anak muda untuk terjun mengelola komoditas desa, terus berinovasi dan mendiversifikasi produk, agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarang harapan itu menjadi kenyataan. Perputaran barang, jasa, dan uang berlangsung di desa sendiri,” tutur alumni Unisbank Semarang itu.

Dalam jangka panjang,keberhasilan perusahaan patungan diharapkan akan membawa masyarakat pedesaan terbiasa dengan kultur bisnis yang penuh dinamika, inovasi, dan persaingan ketat. Warga desa menjadi lebih dewasa dalam berbisnis, disamping terbangun sikap kritis dan waspada menghadapi perubahan situasi.

“Berbagai pelatihan yang saya ikuti, meningkatkan rasa percaya diri. Saya yakin bisa menjalankan amanah pengelolaan perusahaan patungan maupun pengelolaan unit usaha BUMDes lainnya. Makin hari kami makin berpengalaman dan bisa bekerja sama dalam tim,” ungkap Iwan Ade Putra, Ketua BUMDes Mumpuni Desa Tegaldowo.

Keterlibatan pemuda dalam pengelolaan BUMDes secara otomatis menjadi investasi sumberdaya manusia. Jika terbina secara benar, akan bermunculan entepreneur muda yang mumpuni dalam membangun perekonomian desa.

Penguatan BUMDes

Sejak berdiri dua tahun silam, BUMDes terus meningkatkan kemampuannya, baik dibidang manajemen pengelolaan maupun operasional dalam mengembangkan perekonomian pedesaan.

Upaya peningkatan kemampuan pengelola terus dilakukan melalui kegiatan focus group discussion (FGD), kursus,dan pelatihan manajemen, seperti Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan Strategi Pengembangan Bisnis BUMDes, Kamis-Jumat 4-5 Maret 2021 di Grand Mega Resor, Cepu, Blora.

Seluruh pegelola BUMDes, yaitu PT Mitra Sejahtera berlokasi di Desa Tegaldowo, PT Indo Kadiwono Sukses Desa Kadiwono, PT Pasucen Berkah Mandiri Desa Pasucen, PT Kajar Ngudi Mulyo Desa Kajar, PT Ngampel Gading Perkasa Desa Ngampel, dan PT Karya Berkah Berdikari Desa Timbrangan, mengikuti pelatihan.

Selama dua hari peserta menerima transfer ilmu tentang tata kelola perusahaan, tata kelola perseroan terbatas, keuangan, perpajakan, pengembangan aset desa dan BUMDes berbasis partipasi masyarakat.

Melihat kurikulum pelatihan tersebut, para pengelola BUMDes yang rata-rata generasi muda desa dituntut menguasai praktik pengelolaan lembaga bisnis perseroan terbatas, mengelola keuangan dan perpajakan.

Sadikun, Direktur BUMDes Mbangun Deso Kajar, Kecamatan Gunem menilai, kegiatan ini sangat strategis dan memberikan nilai tambah bagi para ujung tombak BUMDes. Sementara itu, Novi Tri Lestari dari BUMDes Pasucen mengaku sangat beruntung bisa mengikuti pelatihan. “Banyak pengetahuan baru,” ujarnya.

“Saya mendapatkan pelatihan tentang manajemen, penghitungan pajak, penggunaan uang elektronik, tata kelola perseroan terbatas, dan lain-lain. Ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mengembangkan BUMDes,” kata Novi saat ditemuidi Kantor Desa Pasucen.

blank
Kades Tegaldowo, Kundari menjelaskan BUMDes dari proses pengembangan komoditas hingga transaksi di Gazebo milik desa setempat

SDM yang terlibat dalam pengelolaan BUMDes ini memperkaya pengalaman melalui studi banding dan tukar ilmu ke berbagai perusahaan yang sudah mapan.

Antara lain ke PT Swen IT Bogor terkait pertanian terintegrasi, pelaksanaan capacity building ke BUMDes dengan pengelolaan profit tinggi melalui unit usaha pengelolaan air di Klaten.Studi banding ke sejumlah BUMDes yang sudah berpengalaman di Cibodas,dan diskusi social mapping potensi desa sekitar perusahaan, diharapkan mematangkan tim pengelola BUMDes.

“Saya merasa beruntung dapat menjadi peserta studi banding. Banyak pengalaman yang bisa diaplikasikan untuk pengelolaan BUMDes dan pengembangan potensi desa,” kata  Erni Kustyaningsih, Ketua BUMDes Kadiwono Sejahtera.

Mereka siap bekerja sepenuh hati mengembangkan dan memperkuat lembaga bisnis ini. Dukungan aparat desa dan seluruh warga tak akan disia-siakan. Apalagi masyarakat makin menaruh kepercayaan kepada BUMDes sebagai pusat pengembangan ekonomi pedesaan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, pendirian BUMDes di Rembang merupakan bagian dari rencana pemberdayaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan program strategis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat perdesaan.

Produk BUMDes

Setiap BUMDes mempunyai produk yang menjadi leading sectorpengembangan usaha.BUMDes Sejahtera Kadiwono, misalnya, mengandalkan produk unit taman Pandansili, unit warung binaan, dan pengelolaan barang/jasa. BUMDes Berkarya Milidesa Ampel fokus pada pengelolaan air bersih, kerajinan tangan, warung binaan, dan peternakan.

BUMdes Rukun Santoso di Desa Timbrangan mengembangkan produk perdagangan pertanian, warung binaan, perkebunan hortikultura, dan pengeloaan pertanian. Sementara itu, BUMDes Mbangun Deso di Kajar fokus pada bisnis Edupark, hasil pertanian, pengelolaan pertanian,dan warung binaan.

Di Tegaldowo, BUMDes Mumpuni mengunggulkan produk perdagangan pertanian, kebun bibit, jasa angkat dan angkut, BRILink, dan warung binaan.Sedangkan BUMDes Mandiri Pasucen punya andalan produk pengelolaan air bersih, produk kreatif sanggar seni, dan warung binaan.

Masyarakat enam desa di ring satu mulai membuka warung-warung makan sejak dimulainya pembangunan pabrik. Banyak warga yang terserap dalam pengerjaan proyek, sementara usaha lain yang memberi manfaat kepada warga juga bermunculan.

Salah satu yang mengalami kemajuan adalah bisnis warung makan. Semula berupa tenda-tenda di kompleks pabrik, kini disatukan dalam kawasan strategis persis di depan pabrik. Warung-warung binaan (wabi) itu dibangun permanen berbentuk kios, dilengkapi fasilitas yang nyaman untuk makan.

Wabi memberi kontribusi keuangan bagi warga yang ditunjuk menjalankan usaha warung makan, juga kas BUMDes. Rata-rata, per hari satu wabi minimal bisa meraup Rp 1 juta. Hasil ini, sebagian untuk biaya operasional warung, upah pengelola, dan BUMDes.

Air bersih di Desa Pasucen dikelola penuh oleh BUMDes. Air merupaan aset istimewa bagi penduduk di kawasan tersebut, maka perangkat desa bersama masyarakat memutuskan pengelolaan secara profesional oleh PT Pasucen Berkah Mandiri.

Pengolaan air dijalankan mirip dengan manajemen PDAM. Setiap kepala keluarga dikenai biaya Rp250 ribu saat pemasangan meteran dan pipa. Jika biaya pemasangan infrastruktur ini melebihi Rp250 ribu, akan disubsidi oleh BUMDes. BUMDes Pesucen juga mengelola penjualan komoditas hasil program P4L seperti sayuran, bunga, dan lain lain.

Salah satu usaha BUMDes Pasucen adalah mengembangkan budaya lokal seni tradisional barongan. Perkumpulan ini menarik minat warga desa dan luar daerah, biasanya untuk meramaikan acara ulang tahun, merti desa, pernikahan, dan lain-lain.Untuk sekali pertunjukan, tarifnya minimal Rp5 juta untuk biaya pemain, transportasi, konsumsi, dan sisanya masuk kas BUMDes.

BUMDes Mumpuni di Tegaldowo, PT Mitra Sejahtera menjadi BUMDes beromzet paling tinggi. Produk yang dikelola meliputi sayuran seperti wortel, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain. Juga komoditas alam seperti batu kapur. BUMDes ini mengkoordinasi usaha transportasi, dan mengelola pasar tradisional.

blank
Ternak ayam menjadi salah satu produk BUMdes, selain ikan lele, sayur, air bersih, tanaman bunga, dan lain lain

Komoditas primadona yang lain adalah hasil budidaya ternak ikan lele, ayam petelur, dan kambing. Keunggulan budidaya di wilayah ring satu ini, para peternak mampu menemukan bahan baru untuk pembuatan pakan, khususnya lele. Bahan olah pakan lele ini menekan harga lebih rendah ketimbang yang dijual di pasar umum. Harga pakan olahan ini dijual Rp 7.500 per kilogram, atau separuh lebih murah dari harga pakan produk industri.

Budidaya ikan lele, ayam petelur, dan kambing yang tengah dikembangkan ini mempunyai prospek bagus. Warga makin bersemangat menjadi peternak. Apalagi para peternak mendapat pendampingan dari BUMDes dan jajaran aparat desa yang aktif menyosialisasikan program P4L (Pemanfaatan Pekarangan dan Pengembangan Pangan Lokal).

Dari pengematan tim wartawan,P4L menjadi salah satu program primadona desa di Kecamaan Gunem, bahkan merembet ke tetangga desa yang menjadi wilayah Kabupaten Blora.

Program ini cukup masif. Hampir setiap kepala keluarga menanam aneka ragam tanaman di sudut-sudut pekarangan, seperti sayuran, buah-buahan, aneka macam bunga, dan tanaman obat.

Suarabaru.id/Tim