JENEWA (SUARABARU.ID) – Sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bekerja untuk memastikan keadilan atas kejahatan perang yang dilakukan oleh semua pihak di Suriah telah memberikan informasi dan bukti kepada 12 peradilan nasional, ungkap ketuanya pada Senin (15/3/2021) ketika negara itu menandai satu dekade perang.
Video, foto, citra satelit, “dokumen tersiar”, pernyataan saksi dan sampel forensik membentuk “situasi terdokumentasi terbaik sejak akhir Perang Dunia Kedua”, kata Catherine Marchi-Uhel dari Mekanisme Imparsial dan Independen Internasional yang menyelidiki kejahatan paling serius di Suriah.
“Itu tidak membuat jalan keadilan menjadi mudah, tetapi memungkinkan,” kata Marchi-Uhel, mantan hakim Prancis, pada diskusi panel yang diselenggarakan oleh Inggris.
Baca Juga: WHO Desak Petugas Kesehatan Untuk Izinkan Kontak Ibu dan Bayi
Tim kecilnya di Jenewa sedang membangun arsip dari sejumlah besar bukti dan informasi dan mengabsahkannya sesuai dengan standar hukum pidana internasional, katanya.
“Kami bekerja sama dan membantu penyelidikan dan penuntutan di 12 peradilan berbeda. Kami telah menerima 100 permintaan bantuan sehubungan dengan 84 penyelidikan dan penuntutan yang berbeda,” kata Marchi-Uhel. Tim itu telah berbagi informasi dan bukti untuk 39 dari 100 investigasi.
Marchi-Uhel, mengacu pada 12 (lembaga) peradilan, kemudian mengatakan kepada Reuters: “Sebagian besar berada di Eropa”.
Baca Juga: Sinopec Temukan Ladang Gas Alam dan Minyak Mentah Baru di Xinjiang
Pengadilan di kota Koblenz, Jerman bulan lalu menghukum mantan anggota layanan keamanan Presiden Suriah Assad 4-1/2 tahun penjara karena bersekongkol dalam penyiksaan warga sipil, vonis pertama untuk kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang saudara Suriah.
Paulo Pinheiro, yang mengepalai panel terpisah dari penyelidik kejahatan perang PBB yang menyimpan daftar tersangka rahasia, mengatakan pada acara Senin: “Sampai saat ini, Komisi Penyelidikan telah mengumpulkan informasi awal tentang lebih dari 3.200 tersangka pelaku individu.
“Itu termasuk individu-individu dari semua pihak yang berkonflik, termasuk pasukan pemerintah dan pro pemerintah, kelompok bersenjata anti pemerintah, dan organisasi teroris yang terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Hayat Tahrir al-Sham dan ISIL,” katanya.
Ant-Claudia