blank
Sekda Kendal Moh Toha(baju putih) saat memimpin rapat.(FOTO:SB/Sp)

KENDAL(SUARABARU.ID)- Sekretaris Daerah(Sekda) Kabupaten Kendal, Moh Toha menyebut APBD tahun 2021 ini merupakan ‘APBD Rapuh’. Pasalnya, tahun ini Pemkab Kendal masih harus menganggarkan dana penunjang penanganan Covid-19.

“Ini artinya, Pemkab Kendal harus melakukan refocusing APBD kembali dan konsekuensinya, tentu akan menyebabkan beberapa kegiatan yang sudah direncanakan harus tertunda,”kata Sekda Kendal Moh Toha, dalam Rapat Dinas di Pendopo Tumenggung Bahurekso, Senin(15/2/2021).

Berdasarkan Surat Edaran (SE) dari Kementerian Keuangan Nomor 02/PK/2021, tentang Penyesuaian Penggunaan Anggaran Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2021 untuk Penanganan Pandemi Covid-19, besaran anggaran yang harus disediakan adalah sekitar Rp 85 miliar.

Anggaran tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar delapan persen. Yakni dari total anggaran Rp 930 miliar, maka Pemkab Kendal wajib menyediakan Rp 74,4 miliar.

Selain itu dari Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 36 miliar, dana yang harus disediakan untuk penanganan Covid-19 sebesar 30 persen atau sebesar RP 10,8 miliar.

“Jadi total refocusing anggaran yang kami sediakan sebesar Rp 85,2 miliar. Sehingga pembangunan daerah terutama infrastruktur akan banyak yang tertunda kembali,” ujar Moh Toha.

Menurut Moh Toha, anggaran tersebut dipastikan masih bisa bertambah, yakni dari pendapatan daerah atau dana bagi hasil. Misalnya dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

“Ini penting, karena tahun ini tidak hanya fokus penanganan saja, tapi juga sampai penyelesaian vaksinasi,” paparnya.

Moh Toha menjelaskan, jika saat ini Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sedang menyusun rekayasa. Yakni agar pembangunan daerah tetap bisa berjalan tanpa harus dikurangi dengan adanya refocusing anggaran penanganan Covid-19.

Selain itu, Moh Toha meminta agar dana yang untuk refocusing penanganan Covid-19 juga bisa digunakan dalam penanganan pemulihan ekonomi masyarakat.
Salah satunya dalam pekerjaan pembangunan jalan di DPUPR yang rencananya akan menggunakan sistem padat karya.

“Jadi akan lebih banyak menggunakan tenaga manusia dan mengurangi mesin. Sehingga masyarakat bisa diberdayakan untuk ekonomi. Karena selama pandemi ini masyarakat pasti ekonominya berkurang karena lebih banyak di rumah,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kendal, Masrur Masykur mengatakan, bahwa tahun ini keselamatan dan kesehatan harus diutamakan lebih dahulu. Meskipun tahun ini ada refocusing anggaran, dia meminta masyarakat untuk tetap bersabar, utamanya untuk pembenahan infrastruktur jalan.Sp-mm