blank
Sawah di Kudus yang tergenang banjir. foto:Ant/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sebanyak 3.010 hektare tanaman padi yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi, menyusul tingginya intensitas curah hujan.

“Tanaman padi petani yang tergenang banjir tersebut, tersebar di lima kecamatan, meliputi Kecamatan Jati, Mejobo, Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan dengan luas lahan bervariasi,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Dewi Masitoh, Jumat (12/2).

Baca Juga:

Ratusan Korban Banjir Kudus Masih Tertahan di Pengungsian

Legislator Muda Demokrat ; Pangkas Anggaran Gedung DPRD Kudus untuk Penanganan Banjir

Dewi Masitoh mencatat lahan tanaman padi yang paling banyak tergenang tersebar di Kecamatan Undaan dengan luas mencapai 1.390 hektare, disusul Kecamatan Kaliwungu seluas 530 hektare, Jekulo seluas 475 hektare, Mejobo seluas 399 hektare, dan Jati seluas 216 hektare.

Adapun usia tanaman padi yang tergenang, kata dia, bervariasi antara 30 hari hingga ada yang mendekati panen. Sedangkan lamanya genangan banjir diperkirakan lebih dari 10 hari.

Sedangkan tanaman padi petani yang siap dipanen, lanjutnya, paling banyak di Desa Undaan, Lambangan, dan Kalirejo.

“Sebelum memasuki musim hujan, kami sudah mendorong para petani untuk mengikuti asuransi tanaman padi melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Jika sudah terdaftar, tentunya tidak perlu khawatir dengan dampak bencana banjir karena akan mendapatkan ganti rugi dari PT Jasindo sebagai penyelenggara program AUTP yang ditunjuk pemerintah,” ujarnya.

Program AUTP sendiri bertujuan untuk memberikan jaminan atas lahan garapan petani ketika dilanda banjir atau serangan hama. Sedangkan biaya premi yang harus dibayarkan petani sebesar Rp36.000 atau 20 persen dari nilai premi normal sebesar Rp180.000 per hektare per musim tanam.

Ketika genangan berlangsung terlalu lama, maka batang tanaman padi tersebut terancam membusuk alias puso.

Untuk potensi kerugiannya disesuaikan dengan umur tanaman, karena usia tanaman kurang dari 60 hari kerugian per hektarenya berkisar Rp7,5 juta, sedangkan usia tanaman lebih dari 60 hari potensi kerugiannya bisa mencapai Rp15 juta.

Ant-Tm