blank
Bangkai Ikan mengambang sudah lebih satu ton di Danau Maninjau.Foto Siberindo.co

MANINJAU (SUARABARU.ID) – Petani jala apung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali merugi ratusan juta rupiah. Ikan peliharaan mereka mati mendadak.

Sampai, Rabu (3/2/2021) pagi diperkirakan sudah lebih satu ton bangkai ikan mengambang. Belum diketahui penyebab kematian massal ikan jenis nila tersebut.

Dugaan sementara karena terpaan angin kencang yang melanda wilayah tersebut, sehingga mengaduk-aduk air dan mengobrak abrik dasar danau, sehingga ikan kehilangan oksigen.

Tak tanggung-tanggung satu ton lebih bangkai ikan nila siap panen mengapung di permukaan danau. Akibatnya wilayah tersebut berbau anyir, bangkai itu sudah mulai membusuk.

Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat sekitar lebih satu ton ikan jenis nila di Danau Maninjau mati.

“Ikan nila siap panen itu mati secara massal semenjak Selasa pagi,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam Ermanto, Rabu (3/2/2021).

Ia mengatakan, ikan yang mati itu milik warga Lubuk Kandang, Nagari Bayua, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam. Ikan itu berasal dari 10 keramba jaring apung milik beberapa orang warga.

“Setiap keramba jaring apung dengan jumlah kematian sekitar 100-200 kilogram. Kami sedang melakukan pendataan pemilik keramba jaring apung yang lain,” kata Ermanto.

“Total kerugian petani akibat kematian itu sekitar Rp20 juta dan bangkai ikan telah di keluarkan dari danau,” katanya, seperti dilansir suarabaru.id grup Siberindo.co

Ermanto mengimbau petani untuk memanen ikan dan ikan dipindahkan ke kolam air deras dalam mengantisipasi kerugian cukup besar.

Ini mengingat potensi kematian ikan itu masih besar, karena angin kencang maaih melanda daerah Danau Maninjau.

Menurut catatan, kematian ikan nila secara mendadak di Danau Maninjau tersebut sudah beberapa kali terjadi, sehingga petani jala apung merugi ratusan juta rupiah.

“Kami berharap pihak terkait agar dapat meneliti lebih jauh, apa benar penyebab iklan nila ini sering mati mendadak karena angin,” ujar seorang petani jala apung Danau Maninjau.

Claudia