blank
Pembina Kompak Wonosobo Idham Cholid menyerahkan tumpeng pada salah satu pedagang. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bertepatan dengan Harlah NU ke-95 pada hari ini, para pedagang kaki lima yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Kecil (KOMPAK) Wonosobo melakukan peringatan dengan cara berjualan di pinggir jalan protokol.

Sejak awal tahun 2021 ini, setiap Minggu pagi mulai jam 05.30 WIB-hingga pukul 11.30 WIB, mereka berjualan di ruas jalan Soekarno (depan Gedung DPRD) Hatta dan jalan Tirta Aji (depan Kantor PDAM Tirta Aji), yang ada di kota itu.

”Para pedagang kaki lima sepakat bila tiap akhir bulan dilakukan upacara, namanya: Apel Kekompakan. Ini sesuai dengan jargon NU, al-ittihadu asasun-najah bahwa persatuan menjadi landasan keberhasilan,” kata pembina Komunitas Pelaku UMKM dan Pedagang Kecil Wonosobo, Idham Cholid, Minggu (31/1).

Menurutnya, pada Apel Kekompakan yang pertama ini terbilang istimewa karena bertepatan dengan Harlah ke-95 Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Sejumlah 300 pedagang kecil berseragam mengikuti upacara di halaman Kantor DPRD Wonosobo.

Syirkanul Inan

blank
Pedagang yang tergabung dalam Kompak apel bersama sebelum berjualan. Foto : SB/Muharno Zarka

“Berkah nderek Lampah Hadlratus-Syaikh KH. Hasyim Asy’ari,” demikian tema Harlahnya. Mereka gak muluk-muluk, sekadar ingin meneladani pendiri NU tersebut,” kata Idham.

Bagi mereka, lanjut Idham, Hadlratus-Syaikh harus diteladani. Maha gurunya para kiai ini tak hanya alim ‘alamah’, tak hanya berceramah, tapi mencontohkan langsung dengan sikap, perilaku dan tindakannya.

“Pada 1918 beliau mendirikan “Syirkatul Inan” yaitu koperasi para pedagang, sebagai bagian dari gerakan Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Para Pedagang). Hadlratus-Syaikh langsung menjadi Ketuanya,” ujarnya.

Selanjutnya, tegas Idham, gerakan sepele inilah yang justru yang harus diteladani. Sebuah gerakan yang dimulai bukan dari yang besar, tetapi dari yang dianggap kecil, tapi menjadi agenda besar.

“Itulah pemimpin yang sebenarnya. Bukan yang selalu mengecilkan hal-hal besar, juga meremehkan agenda serius keumatan,” tandasnya.

Muharno Zarka