BLORA (SUARABARU.ID) – Hujan yang mengguyur lebat di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dua hari terakhir ini, membuat fisik jalan provinsi di jalur tengah Blora-Purwodadi-Semarang rusak makin parah, lubang-lubang kian lebar dan ada yang mirip sawah.
Ruas jalan yang bolong-bolong itu, kini jadi tempat kubangan air dan lumpur, sehingga menurut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Siswanto, Jumat (29/1/2021), sangat membayakan para pengguna lalu lintas umum.
“Kerusakan jalan provinsi di Ngawen semakin parah, kondisi ini membahayakan masyarakat pengguna jalan,” tambah Siswanto.
Baca juga Jalan Provinsi Blora-Semarang Kembali Bonyok
Agar keluhan masyarakat tidak melebar, lanjut Siswanto, Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wilayah Purwodadi-Blora-Sragen (PBS) memprioritaskan penanganan pada ruas jalan yang kerusakannya sangat serius, seperti di Ngawen dan Kunduran.
“Saat ini fisik jalan provinsi mulai kantor Diknas Ngawen hingga Trembulrejo, rusak sangat parah,” ungkap mantan wartawan RCTI dan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Blora itu.
Terpisah salah satu pengusaha di Blora, H. Sudjoko, mengeluhkan kondisi jalan jalur tengah itu. Selain bolong-bolong, terjadi macet di sejumlah titik sehingga perjalanan Blora-Semarang dari hanya tiga jam bisa lebih dari lima jam.
Lewat Tol Ngawi
Dampak kerusakan jalan itu, banyak warga Blora yang hendak ke Semarang atau sebaliknya, terpaksa lewat jalur pantura (Kudus), dan lewat tol Ngawi-Semarang. Memang kilometernya lebih jauh tapi perjalanan hanya sekitar 3,5 jam.
“Payah, kemarin saya pulang dari Semarang jam 18.30 WIB, masuk Blora pukul 00.30 WIB,” beber Sudjoko.
Sementara itu Kepala BPJ Wilayah PBS, Joko Winangun yang dimintai konfirmasi jalan provinsi di kawasan Ngawen dan Kunduran yang kini kerusakan semakin parah tersebut, mengakuinya dan akan melakukan perawatan.
Joko enggan disebut terlambat melakukan perawatan rutin, karena pihaknya setiap hari (kecuali Minggu, Red), terus bekerja sepanjang hari merawat jalan.
Menurut Kepala BPJ Wilayah PBS, bahwa munculnya lubang-lubang, dan berm jalan yang bonyok itu secara bersamaan. Ditambah kondisi hujan atau badan jalan yang basah, secara teknis menjadi kendala dalam pekerjaan perawatan.
Diakui Joko Winangun, untuk pelaksanaan pekerjaan perawatan harus urut, tidak bisa serentak, namun yang pasti selama ini perawatan rutin terus dilakukan secara maksimal setiap hari.
“Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini, namun sejatinya BPJ setiap hari kecuali hari lubur, terus menerus melakukan perawatan rutin,” tandas Joko.
Rusaknya jalan yang sudah sempat dirawat dengan cara ditambal, diduga akibat air hujan dan truk-truk berat lewat jalan provinsi Blora-Purwodadi-Semarang. Kondisi ini dikeluhkan banyak pihak.
Menurut Kepala BPJ PBS, Joko Winangun, nanti akan dilakukan penambalan lagi, tapi solusi teknis memang harus ditingkatkan, bisa rigid pavement (pekerasan kaku beton semen) atau kontruksi aspal hotmix.
Hanya saja, tambah Joko Winangun, tahun ini (2021) hanya bisa pemeliharaan rutin, dan pihaknya terus mengusulkan untuk peningkatan dengan harapan bisa terealisasi pada tahun anggaran (TA) 2022.
Dampak jalan bodol itu, perjalanan Blora-Semarang sangat tidak nyaman, dan butuh waktu sebelumnya tiga jam, kini sampai lima jam lebih. Itu belum lagi jika ada kemacetan di proyek flyover (jalan layang atau overpass) timur Mranggen.
Wahono-wied