blank
Webinar 'Africa The Next Destination for Indonesia' yang diselenggarakan Jurusan HI Fisip Unwahas Semarang . Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Rabu (27/1/2021), menggelar webinar dengan tema ‘Africa the Next Destination for Indonesia’.

Dekan Fisip Dr Agus Riyanto SIP MSi menjelaskan, narasumber utama seminar ini yakni Duta Besar Indonesia untuk Kenya, dan beberapa negara Kawasan Afrika yaitu Uganda, Somalia, RD Kongo, UNEP, serta perwakilan UN-Habitat, HE Dr Mohamad Hery Saripudin. Pembicara lainnya, Ketua Jurusan Hubungan Internasional Unwahas, Dr Ismiyatun MSi.

Webinar sendiri diselenggarakan melalui platform zoom meeting yang dimoderatori Dr Ali Martin MSi, yang juga seorang Dosen HI dan Direktur Center of ASEAN Society Studies (CASS) Unwahas.

BACA JUGA : Satu Korban Tanah Longsor Masih Dirawat di RSU Tidar

Sebanyak 172 peserta mengikuti acara ini, Mereka terdiri dari dosen, peneliti dan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional dari wilayah kerja Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) wilayah Jawa Tengah, seperti HI Unwahas, HI Unsoed, HI Unisri Solo, dan HI UNS.

Rektor Unwahas, Prof Dr Mahmutarom SH MH, ketika membuka seminar mengatakan, webinar ini untuk menambah wacana dan ilmu pengetahuan tentang negara-negara di kawasan Afrika, dengan cara pandang yang berbeda ketika melihat Afrika.

”Awalnya, negara-negara Afrika digambarkan sebagai negara atau kawasan yang selalu dilanda kelaparan dan kemiskinan. Tetapi ternyata kini Afrika tumbuh menjadi kawasan yang menyimpan banyak potensi,” kata Prof Mahmutarom, dalam sambutan awalnya.

Menurut dia, situasi ini bisa dijadikan landasan untuk memulai kerja sama yang saling menguntungkan, antara Indonesia dan negara negara di kawasan Afrika.

BACA JUGA : Pengurus KONI Kabupaten Magelang Bersikap Netral

Rektor juga mengharapkan, agar webinar itu membuka jalan kerja sama antara civitas akademika Unwahas dengan KBRI Nairobi di Kenya, dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Seperti magang mahasiswa, pertukaran mahasiswa dan kegiatan lainnya.

Sementara itu, Dubes HE Dr Mohamad Hery Saripudin dalam paparan materinya menyampaikan, bagi Indonesia keinginan untuk mencari pasar-pasar non tradisional, baru menjadi suatu hal yang mendorong untuk lebih aktif melihat Afrika sebagai peluang ekonomi Indonesia ke depannya.

”Afrika sendiri menjadi suatu wilayah yang diibaratkan sebagai gadis cantik yang diperebutkan banyak negara. Karena memang menjadi suatu wilayah sangat menjanjikan,” ujar Hery Saripudin.

Menurut dia, ini menjadi tantangan bersama, karena Afrika sekarang sudah berkembang maju. Sebelum covid-19, beberapa negara di Afrika memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Sayangnya, hubungan ekonomi Indonesia dan Afrika belum terlalu meyakinkan.

BACA JUGA : Sebelum Dibunuh, Pelaku Sempat Memfoto Bayi yang Baru Dilahirkan

Meski begitu, imbuh Dubes Hery, Indonesia berpeluang mengatasi tantangan itu, mengingat romantisme kedekatan sejarah yang terjalin, dapat dijadikan peluang bagi kepentingan ekonomi Indonesia.

Diungkapkan juga olehnya, Presiden RI Joko Widodo, dalam acara pembukaan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 pernah menyatakan, Indonesia siap dan sangat senang bekerja sama dengan negara-negara di Afrika.

Sejalan dengan semakin intensnya hubungan dan kerja sama negara-negara Afrika dengan negara-negara lain termasuk Indonesia, juga menjadi perhatian narasumber kedua, sekaligus sebagai Kajur Hubungan Internasional Unwahas, Dr Ismiyatun MSi.

Dikatakan dia, volume perdagangan Indonesia dengan negara-negara kawasan Afrika mengalami peningkatan 1,8 kali lebih besar. Dari US$3,8 miliar pada 2010, menjadi US$7 Miliar pada 2017.

”Produk-produk Indonesia seperti makanan dan minuman, obat-obatan herbal dengan mudah dapat ditemukan di negara-negara kawasan Afrika. Potensi sumber daya alam dan mineral, juga dapat memberikan peluang bagi diplomasi Indonesia di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata,” tandasnya.

Riyan-Sol