SOLO (SUARABARU.ID) – Menggunakan sarana belasan lampion, para relawan Surakarta menggelar doa untuk Indonesia. Acara doa malam memakai nyala lampion ini, dilaksanakan di Plaza Sriwedari Solo.
Kuartet relawan Kota Bengawan, yakni Yenyen Wahyono, Thomas Galih, Budiarto dan Mayor Haristanto, tampil memimpin ritual doa untuk keselamatan agar Indonesia terhindarkan dari musibah. Mereka mengenakan busana serba hitam, yang nampak kontras dengan pijar nyala lilin lampion di kegelapan malam.
Mereka tetap menggunakan masker dan jaga jarak, dalam upaya mematuhi protokol kesehatan (Prokes) pencegahan wabah virus corona. Doa untuk Indonesia ini dipanjatkan dengan khusuk, meski turun gerimis rintik-rintik. Belasan lampion yang dinyalakan, pada dindingnya yang ditulisi ”Pray for Indonesia” dan sebagian lainnya berteks ”Doa untuk Indonesia,” dilengkapi dengan lukisan bendera merah putih.
Presiden Aeng-Aeng
Acara unik ini, digagas oleh Presiden Aeng-Aeng, Mayor Haristanto. Tokoh kreatif penerima anugerah rekor dunia dari MURI ini, semalam, menyatakan, ritual doa memakai media lampion ini, dimaksudkan untuk menyikapi musibah dan bencana yang belakangan ini terjadi beruntun di Tanah Air.
”Baik itu bencana alam gempa bumi, banjir, gunung meletus, tanah longsor, juga musibah pesawat jatuh serta pagebluk (wabah) Corona Virus Disease (Covid)-19 yang tak kunjung mereda,” jelas Mayor Haristanto.
Kami para relawan, tandas Mayor, memanjatkan doa bersama memohon semoga musibah beruntun yang saat ini terjadi di Tanah Air segera berakhir. ”Semoga doa malam ini, menguatkan kita semua sebagai bangsa besar, dalam menghadapi cobaan dan musibah,” ujarnya.
Bambang Pur