Oleh : Hadi Priyanto
Bukan hanya potensi wisata bahari yang luar biasa indah, pulau Parang juga memiliki buah kedondong super jumbo, bahkan ada yang menyebutnya raksasa. Sebab buahnya sangat besar jika dibandingkan dengan kedodong biasa. Kedondong ini bahkan pernah mendapatkan penghargaan sebagai kedondong terbesar di Jawa Tengah.
Namun kedondong ini lebih dikenal sebagai kedondong Karimunjawa. Juga ada yang mengangggap bahwa kedondong ini berasal dari Bulu Kabupaten Rembang. Sebab kedondong ini sejak lama telah dikembangkan di wilayah Kecamatan Bulu dan Gunem sejak tahun 1955. Konon bibit kedondong ini dibawa oleh Sumardi ke Rembang. Ia membawa 4 batang bibit pohon kedondong. Karena buahnya besar pohon kedondong asal Karimunjawa ini kemudian dikembangkan di Rembang.
Sumardi adalah Camat Karimunjawa yang setelah pensiun tinggal di Rembang. Sementara di Jepara tanaman kedondong waktu itu tidak begitu dikembangkan sebab kalah dengan nama besar buah durian.
Jejak keaslian kendondong veritas pulau Parang ini masih sangat kuat. Sebab pohon induk kedondong ini masih berdiri kokoh di halaman rumah bu Muntamah, di pulau Parang, beberapa meter dari sumur dan sumber air tawar. Bu Muntamah adalah istri almarhum almarhum Asrori. Pohon kendondong ini bisa disebut sebagai pohon raksasa sebab tajuknya sangat rimbun dengan tinggi lebih 35 meter. Sedangkan diameter batang 1,95 m.
Buah kedondong ini bukan saja bentuknya super jumbo tetapi rasanya sangat berbeda dengan kedondong yang ada di daratan pulau Jawa. Renyah, manis dan segar. Karena itu jika berbuah, kedondong ini diburu oleh penggemar buah. Bu Muntamah sendiri hanya menjual Rp. 8.000 per kg. Satu kg buah kedondong ini bisa hanya berisi 3 atau 4 biji. Bahkan ada yang hanya berisi 2 biji.
Walapun di Karimunjawa dan juga di daratan pulau Jawa kedondong asal pulau Parang ini juga dikembangkan, namun buahnya tidak biasa sebesar jika ditanam di daratan pulau Parang. Juga rasanya.
Pulau Parang sendiri berupa daratan yang cukup landai dan terletak pada ketinggian 3 sampai 40 meter dpl. Keasaman tanahnya berkisar antara pH 5,5 6,2 dan hawanya panas. Kondisi wilayah ini yang mungkin membuat kedondong pulai ini berbeda dengan lain.
Menyadari potensi tanaman holtikultura ini Petinggi Parang Muh Zainal Abidin mulai tahun 2020 mengembangkan sebanyak 500 pohon. “Harapan kami nantinya dapat menunjung pengembangan Parang sebagai daerah tujuan wisata, dengan buah kedondong super jumbo khas pulau Parang,” ujarnya.
Petinggi Parang, Zainal Arifin dan warga masyarakat pulau Parang memang berharap desanya dapat segera dikembangkan menjadi obyek wisata. “Kami memiliki keindahan didalam air seperti terumbu karang yang luar biasa indah,” ujarnya.
Penulis adalah Wartawan SUARABARU.ID di Jepara.