blank
Ilustrasi

KUDUS (SUARABARU.ID) –  Naas dialami Mahendra Dharma Saputra (16) warga Desa Loram Wetan Kecamatan Jati, Kudus. Siswa kelas X salah satu SMA di Kudus ini tewas akibat dikeroyok sekelompok orang tak dikenal.

Hingga saat ini, pihak kepolisian Resort Kudus masih memburu para pelaku pengeroyokan tersebut. “Saat ini kami masih terus melakukan pengejaran pada pelaku,”kata Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma, Senin (4/1).

Menurut Kapolres, kejadian yang menimpa korban terjadi pada Minggu 3/1) malam. Korban diduga dikeroyok sekelompok orang pada pukul pukul 22.00 WIB.

Setelah kejadian pengeroyokan itu, korban sempat diantar warga ke rumahnya. Kepada keluarga, diberitahukan bahwa Mahendra menjadi korban pengeroyokan di Proliman Tanjungkarang.

Mendapati kejadian tersebut, sang ayah korban langsung mengajak anaknya membuat laporan ke Polsek Jati. Ayah korban menggunakan sepeda motor sendiri sementara korban masih di boncengan teman korban akan tetapi setelah ayah korban sampai di depan Polsek Jati korban ditunggu tidak datang.

“Selanjutnya ayah korban mencari korban ke Proliman Tanjung. Di gudang kosong depan POM bensin Proliman Tanjung, di sana mendapatkan korban sudah tidak sadarkan diri,”ujar Kapolres.

Akhirnya, korban pun dilarikan ke RS Mardi Rahayu, dan sekitar oukul 22.52 WIB, korban akhirnya meninggal dunia.

Kematian korban tak urung meninggalkan kesedihan bagi rekan-rekannya. Semasa hidupnya, korban dikenal pernah aktif sebagai pemain barongsai dan liong.

Reza, pelatih Barongsai Kudus membenarkan kalau korban sempat jadi anak asuhnya. “Tapi sudah dua bulan ini tidak bertemu,”ujarnya.

Menurut Reza, selama menjadi pemain barongsai, korban seperti lumrahnya anak-anak lain. Meski terkadang cukup bandel dan susah diatur, namun korban dikenal memiliki kepribadian yang baik.

“Kalau bandel ya sewajarnya anak-anak lain. Tapi selebihnya dia anak yang baik,”tandasnya.

Tm-Ab