blank
Usaha penjualan hiasan bunga plastik milik Hafid mulai berkembang setelah sempat terpuruk akibat PHK. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) –  Terkena PHK akibat pandemi Covid-19, tak mematahkan semangat Abdul Hafid. Meski sempat terlilit hutang cukup besar, Hafid mampu bangkit untuk membuat usaha kerajinan bunga mainan. Bahkan, dalam hitungan bulan, usahanya mampu berkembang dan menyerap tenaga kerja.

Ya, Abdul Hafid, warga Jekulo, Kecamatan Jekulo adalah satu diantara sekian karyawan di Kudus yang terkena PHK oleh perusahaannya. Pandemi Covid-19 membuat perusahaan harus mengencangkan ikat pinggang sehingga terpaksa mengurangi jumlah karyawannya agar bisa tetap beroperasi.

“Saya terkena PHK sekitar 6 bulan lalu tepat saat Pandemi Covid-19 mulai menghantam sektor industri di Kudus,”kenang Hafid.

Seakan terkena badai, ekonomi keluarga Hafid pun sempat goyah. Biaya kebutuhan hidup yang cukup besar disertai tanggungan hutang untuk biaya operasi isterinya, Sri Wahyuningsih, membuat beban berat harus dipikul Hafid.

Namun, beruntung Hafid adalah seorang pekerja keras yang pantang menyerah atas beratnya kehidupan. Otaknya terus berputar mencari cara bagaimana bisa terlepas dari himpitan masalah ekonomi yang kini dihadapi.

Hingga suatu ketika, Hafid pun terinsipirasi untuk berjualan bunga plastik dan bunga bunga mainan. Dengan sisa uang tabungan yang ada, Hafid pun merintis usaha barunya tersebut dengan penuh semangat.

Dagangan hiasan bunga plastik tersebut hanya dia pajang di dalam rumahnya. Selain mengandalkan penjualan langsung, Hafid juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan dagangannya.

Hasil memang tak pernah mengingkari usaha dan kerja keras. Dengan ketekunannya berjualan, Hafid akhirnya mendapatkan celah dan peluang.

Saat permintaan pasar menunjukkan respon positif, Hafid pun tergerak untuk mencoba memproduksi sendiri bunga yang dijualnya.

“Awalnya ambil barang jadi, kemudian saya jual lagi. Kemudian saya coba-coba buat sendiri, dan ternyata hasilnya cukup bagus,”katanya.

Awalnya Hafid hanya memproduksi dan menjual beberapa jenis bunga plastik saja. Tapi kini variasi bunga plastik yang dibuatnya, sudah cukup beragam dan banyak diminati konsumen.

Tak hanya itu, Hafid dan keluarga juga kini merambah ke kerajinan rak minimalis untuk tempat bunga.

“Ayun yang buat bunganya, saya yang memenuhi kebutuhan rak minimalisnya, anak saya dan adik istri saya yang memasarkan, kami semua berupaya untuk bangkit semampunya kami saat itu,” tambahnya.

Merk A27 Flower, adalah brand yang membawa mereka sampai di titik ini. Jalannya tak selalu mulus. Saat pertama kali pemasarannya, memang sempat mengalami kendala karena rumahnya yang berada di dalam gang.

Namun karena ketekunan keluarganya berpromosi secara mulut ke mulut dan via online, bunga plastik milik Ayun dan rak minimalis miliknya pun bisa masuk ke pasar perdagangan bunga plastik. Hingga akhirnya produknya mulai dikenal.

“Untuk bunga, modal hanya Rp 200 ribu, kini bisa meraup omset bersih per harinya bisa sampai Rp 500 ribu, ini juga dibantu reseller-reseller, sementara untuk rak kayu saya, bisa sampai Rp 2 juta jika ramai pesanan,” tuturnya.

Hafid dan isterinya pun kini juga telah memiliki sejumlah pegawai yang berasal dari tetangga sekitar. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan per harinya.

“Ini semua karena dukungan dari keluarga saya, Ini mungkin masih belum seberapa, untuk saat ini kami masih fokus untuk memulihkan ekonomi kami dan sedikit demi sedikit memberdayakan tetangga jika bisa,” tandasnya.

Tm-Ab