Perkebunan kopi di Desa Tempur, Kabupaten Jepara. (Foto: @traditionalcoffeetempur)

JEPARA (SUARABARU.ID)- Letak kota Jepara  yang berada di pesisir pantai utara tidak hanya terkenal dengan keindahan wilayah laut dan pantainya yang luas. Namun, Jepara juga memiliki wilayah pegunungan dengan keindahan panorama alam serta hasil pertaniannya. Salah satu hasil pertanian di daerah pegunungan Jepara adalah Kopi Tempur. Kopi yang dihasilkan dari pegunungan lereng Muria yang terletak di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

Rujono, salah satu pegiat Kopi Tempur.

Ketika suarabaru.id mengunjungi desa Tempur, keindahan alamnya sudah tampak dari kejauhan. Perbukitan hijau serta hamparan sawah dan sungainya, ditambah udara yang sejuk menjadikan desa Tempur sebagai salah satu destinasi desa wisata di Jepara. Dengan melewati jalan dengan tanjakan dan turunan yang ekstrim, serta jurang yang sangat curam di samping kiri, kewaspadaan pengendara mobil maupun sepeda motor harus lebih ekstra.

Kami mencoba mengunjungi seorang kawan, salah satu produsen kopi Tempur yang sudah dikenal di Jepara, bernama Rujono, dengan produk kopi Tempur merk “Hilwa”. Ketika kami bertanya seputar produk kopi Tempur, dengan sangat fasih dia menjelaskan.

“Kopi Tempur mempunyai cita rasa yang istimewa karena dipetik langsung dari perkebunan kopi di lereng gunung Muria. selain itu, Kopi Tempur memiliki berbagai macam varian rasa, ada kopi Robusta Petik Merah, Arabika Petik Merah, Robusta Fermentasi, kopi Jahe, serta kopi Lanang yang dipercaya dapat meningkatkan vitalitas kaum pria”, terang Rujono, sambil menghidangkan secangkir kopi.

Keindahan Desa Tempur, sebagai alternatif destinasi wisata alam. (Foto: @traditionalcoffetempur)

“Selain hasil dari perkebunan kopi, kami juga memproduksi jahe, kunyit dan temu lawak instant. Untuk jahe instant cukup diseduh dengan air panas untuk menghangatkan tubuh. Sedangkan untuk kunyit dan temulawak, dapat digunakan sebagai jamu tradisional yang berkhasiat untuk kesehatan tubuh”, lanjutnya.

Keberadaan kafe-kafe yang mulai menjamur di kawasan desa Tempur, menjadi salah satu promosi yang baik untuk meningkatkan penjualan kopi Tempur. Rujono mengaku, penjualan kopi Tempur bisa dirasakan saat ini. Karena terbantu juga dengan kemajuan tekhnologi dengan promosi di media sosial, serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jepara.

“Saat ini kami bersama teman-teman pegiat kopi Tempur mas Udik Opik (pemilik kedai “chang coffe” panggang Jepara), mas Agus, mas Kiswantoro, , serta mas Saiful Anwar (Ketua Gapoktan Sido Makmur Desa Tempur), sedang mencari terobosan baru dalam mempromosikan kopi Tempur di Jepara. Jangan lupa, Desa Tempur selain sebagai tempat penghasil kopi, juga mempunyai destinasi wisata sejarah candi purbakala yang saat ini sedang dalam penelitian tim Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta. Semoga keberadaan candi Angin, candi Bubrah, dan candi Aso di Desa Tempur semakin meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara”, tutupnya.

ua