Kegiatan rembug warga untuk sukses progran pengelolaan hutan bersama LMDH Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim. Foto: Ist

CEPU (SUARABARU.ID)– Sebagai perusahaan yang berhubungan erat dengan lingkungan, PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC), senantiasa memiliki concern yang tinggi terhadap lestarinya alam sekitar, seperti hutan serta masyarakat.

Implementasi itu terlihat dalam Program Agroforestry, Jaga Kelestarian Hutan. Sebuah program yang berbasis kawasan hutan dengan melibatkan masyarakat secara langsung.

Menurut Manager JTB Site Office & PGA PEPC Edy Purnomo, Program Agroforestry PEPC ini sudah berjalan sejak 2019. Untuk saat ini merupakan tahun kedua implementasi program itu.

BACA JUGA : Polsek Jiken Aktif Kembangkan dan Promosikan Wisata Bukit Kunci

”Tujuan program ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa, yakni sebagian masyarakat pengelola hutan dari Lembaga Masyarakat Hutan Desa (LMDH) Bandungrejo,” ungkap Edy Purnomo dalam keterangannya, Rabu (16/12/2020).

Selain itu, lanjut Edy, program ini bertujuan memberikan dampak lingkungan yang baik, dengan melakukan konservasi di Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Clangap, agar tetap memiliki keseimbangan lingkungan.

Program Agroforestry prakarsa PEPC ini, dalam pelaksanaannya difasilitasi oleh IDFoS Indonesia, dengan memokuskan praktik lapangannya menanam bibit buah klengkeng, yang cocok ditanam di dataran rendah.

Selain tanaman itu memiliki karakter relatif cocok dengan wilayah ini, klengkeng juga tanaman produktif yang nilai ekonomisnya cukup baik.

Selama tahun 2019, PEPC telah menanam sebanyak 1.500 pohon klengkeng, dan akan menanam 1.000 pohon lagi pada 2020-2021.

Lokasi tanaman klengkeng sinergitas PEPC dengan Perhutani, dilakukan di lahan kawasan Hutan Clangab, KPH Bojonegoro. Foto: Ist

Agrowisata
Camat Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Suwaji pun, memberikan apresiasi kepada PEPC, karena telah melaksanakan program ini.

”Program ini sangat bagus dan tepat dilaksanakan di wilayah Ngasem, sebab terdapat kawasan hutan yang cukup luas,” imbuh Suwaji.

Menurut Camat Ngasem, tidak menutup kemungkinan ke depan dapat disinkronkan dengan berbagai pihak, untuk menjadi sebuah kawasan ekonomi desa, sebagai area agrowisata bersama Perhutani.

Forum rembug warga dalam acara pengesahan prosedur program Agroforestry Berbasis Kawasan Hutan Bersama Masyarakat 2020 itu, digelar di Pendapa Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim.

Di acara itu, Wakil Kepala Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Heva Tulus, menyampaikan apresiasinya kepada PEPC yang telah menginisiasi Program Agroforestry di wilayahnya.

Menurut dia, program ini berpotensi menjadi contoh bagi pengelolaan wilayah hutan, terutama pada area Kawasan Perlindungan Setempat (KPS), sehingga bisa membuka wawasan para penggarap hutan (pesanggem).

Acara ini dihadiri juga berbagai perwakilan instansi terkait, di antaranya KPH Bojonegoro, BKPH Clangap, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan serta stakeholder.

Wahono-Riyan