GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Hari ini Pilkada Serentak diselenggarakan di 21 kabupaten/kota di Jateng. Para pemilih melaksanakan Pilkada dengan Protokol Kesehatan ketat seperti yang sudah di siapkan sebelumnya.
Untuk memastikan Pilkada berjalan dengan aman dan nyaman bagi masyarakat, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, melakukan asistensi pengamanan pilkada di Grobogan, Rabu (9/12).
Kapolda didampingi oleh Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna dan Kapolres Grobogan AKBP Juri Leonard Siahaan, laksanakan Asistensi Pengamanan Pilkada.
Saat pengecekan langsung di lapangan, Kapolda menyampaikan, bahwa netralitas adalah prinsip utama yang dijunjung Polda Jawa Tengah. Pihaknya tidak ingin ada klaster baru pada pelaksanaan Pilkada di Jawa Tengah, untuk itu dilakukan cek pada seluruh anggota Polri dan di pastikan semuanya sehat.
“Kita sudah lakukan swab antigen, semuanya menggunakan APD lengkap. Bahkan tak hanya anggota saja, termasuk masyarakat panitia dan pengawas semua menggunakan APD,” ungkap Kapolda.
Langkah tersebut diambil untuk meyakinkan pada masyarakat, bahwa semua anggota dalam keadaan sehat dan bebas covid-19 setelah sebelumnya dilakukan swab massal untuk personel pengamanan Pemilu Serentak. Selain itu, pengamanan TPS oleh anggota juga bersinergi dengan PAM lainnya.
Untuk mencegah penyebaran klaster baru, Polda Jateng memastikan Prokes 3M di setiap TPS berjalan dengan baik. Diantaranya, telah disiapkan cek suhu serta jadwal peserta diatur per menit, sehingga tidak terjadi penumpukan orang. Sampai dengan saat ini sudah 60% warga mencoblos di TPS dan situasi sangat aman.
Khusus Grobogan, Polda Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan KPU setempat, bahwa masyarakat yang terkena Covid tetap dlayani hak pilihnya. “Petugas KPPS akan datang, dengan ditunjuk pendamping saksi dan ditunjuk wali oleh masyarakat yang sakit, dengan menggunakan protokol kesehatan. Ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang hak pilihnya di lindungi,” terang Kapolda.
Untuk daerah rawan, Kapolda menjelaskan ada 3 daerah rawan bencana di Jawa Tengah, salah satunya yaitu Klaten, dengan bencana merapi dengan 4 TPS di satu desa dan di Boyolali ada 9 TPS di 3 Desa dan 1 Kecamatan.
“Kita sudah koordinasi dengan BPBD berikut pengawas dan panitia tetap kita jamin hak pilih di desa rawan bencana dan di tempat pengungsian dan itu sudah tidak ada masalah semuanya,” pungkas Luthfi.
Absa-trs