blank

SEMARANG – Penyakit kencing manis atau disebut Diabetes Mellitus (DM) jika tidak diatasi dengan tepat akan menyebabkan komplikasi pembuluh darah yang serius diantaranya adalah penyakit jantung koroner, kaki diabetes, penyakit ginjal, stroke dan komplikasi pada mata.

Berawal dari banyaknya kasus komplikasi DM pada mata seperti edema kornea, perubahan status refraksi mata, katarak komplikata, sumbatan pembuluh darah retina dan retinopati diabetika, dr Harka Prasetya SpM(K) dokter spesialis konsultan Sultan Agung Eye Center Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) Semarang berinisiatif menyelanggarakan webinar tips aman pencegahan komplikasi diabetes mellitus pada kesehatan mata yang dilaksanakan (29/11).

Lebih dari 100 orang dari berbagai profesi mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, guru, dosen, dokter dan dokter spesialis dari berbagai kota di Indonesia mengikuti kegiatan webinar tersebut melalui aplikasi zoom dan lebih dari 60 orang menyaksikan acara tersebut di channel youtube ICT FKUNISSULA.

Acara yang dimoderatori oleh ketua Kelompok Studi Food Safety and Nutrition Fakultas Kedokteran Unissula, Dr Suparmi SSi MSi (ERT) mengupas secara detail upaya pencegahan komplikasi DM pada mata dengan empat pilar yaitu edukasi, diet, latihan fisik, dan obat.

Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) RSISA dr Nur Anna Chalimah Sa’dyah, SpPD K-EMD FINASIM yang menjadi pembicara dalam acara tersebut membeberkan kiat-kiat jitu bagi diabetisi (penderita diabetes). Diantaranya dengan rajin melakukan aktifitas fisik, menjaga pola makan, rajin memeriksakan tekanan darah, kadar kolesterol dan trigliserida, kadar gula darah dan kadar albumin pada urin, serta tidak lupa meluangkan waktu bersantai berkumpul dengan keluarga atau sahabat. Pentingn juga terus mawas diri dan merenung supaya terhindar dari stress. “Intinya jangan takut”, katanya.

Pembicara lain Harka Prasetya memaparkan materinya tentang komplikasi DM pada mata. Sebagai konsultan yang menangani banyak kasus komplikasi mata baik di RSISA, dan berbagai rumah sakit di Semarang ia memaparkan gambar-gambar mata yang mengalami katarak, sumbatan pembuluh darah retina dan retinopati.
Ia mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit mata dan spesialis gizi klinik dalam menangani komplikasi mata akibat DM.

Pentingnya pengaturan diet pada diabetisi dipaparkan secara detail oleh dr Minidian Fasitasari MSc SpGK yang merupakan spesialis gizi klinik di RSISA. Prinsip 3J (Jumlah, Jenis dan Jadwal) yang teratur dapat membantu diabetisi dalam mencegah komplikasi DM. “Plus 1J: Jurus Masak” katanya yang tidak kalah penting dalam menyiapkan makanan sehat bebas dari bahan pengawet dan pemanis buatan.

Pada sesi tanya jawab peserta sangat antusias dalam menanyakan kasus-kasus yang dihadapi oleh pasiennya, keluarganya maupun penanya sendiri. Acara yang didukung oleh pendanaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unissula tersebut diharapkan dapat mengedukasi para diabetisi sehingga termotivasi untuk sembuh dan mengubah perilaku menjadi sehat agar terhindar dari komplikasi DM pada mata.

Harapan ini tampaknya tidak sia-sia mengingat hasil post test peserta menunjukkan kenaikan nilai dibandingkan dengan nilai pre test dari soal yang diberikan oleh para pembicara.

Di akhir penutupannya, moderator yang merupakan alumni beasiswa LPDP untuk Program Doktoral di Divisi Toksikologi, Wageningen University and Research (WUR), Belanda juga menyampaikan terimakasih atas dukungan publikasi dari Mata Garuda Jawa Timur dimana dia merupakan pengurus di divisi Sosial (Pengabdian Masyarakat dan Pesantren).